Aruh Adat Suku Dayak Balangan

Berlangsung Hampir Seminggu, Aruh Baharin Suku Dayak Balangan Sajikan Banyak Makanan

Pada aruh adat, khususnya aruh baharin, akan ada banyak makanan yang dibuat.

Penulis: Isti Rohayanti | Editor: Eka Dinayanti
istimewa/leludinata
Kegiatan ritual tarian pada aruh adat di Desa Aniyungan, Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan, Kalsel. 

Editor: Eka Dinayanti

BANJARMASINPOST.CO.ID, PARINGIN - Dalam gelaran aruh adat, atau pesta panen, biasanya, akan ada makanan yang disajikan.

Makanan ini terlebih dahulu dibacakan doa, bahkan dilarang memakan sebelum proses berdoa selesai.

Biasanya, ketika aruh adat digelar, makan-makan akan dilakukan pada malam harinya, setelah sejumlah ritual sejak siang hingga malam dilangsungkan.

Bidang Dokumentasi dan Promosi Dewan Adat Dayak Balangan, Leludinata menyampaikan dalam aruh adat, ada makanan khusus yang disajikan kepada "Yang Satu".

Aruh Adat, Pesta Panen Suku Dayak di Balangan yang Masih Terus Digelar Tahunan

Aruh Adat Baharin, Aruh Terbesar Digelar Kelompok Suku Dayak di Balangan

Mereka percaya, makanan itu adalah ucapan terimakasih atau bisa juga disebut sebagai sesajen, atau sesajian.

"Ada makanan yang terpisah yang kami sediakan untuk Pencipta yang kami percayai. Makanan itu harus bersih, bahkan tidak boleh tercampur atau bekas darah babi serta mereka yang sedang haid juga dilarang menyentuh atau ikut mengolah makanan tersebut," jelas Lelu.

Pada aruh adat, khususnya aruh baharin, akan ada banyak makanan yang dibuat.

Apalagi aruh ini akan berlangsung selama kurang lebih satu minggu.

Tak hanya makanan, setiap aruh, biasanya akan diadakan sejumlah ritual yang bisa saja menghibur bagi orang yang melihatnya.

(banjarmasinpost.co.id/isti rohayanti)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved