Berita Batola

Warga Kota Marabahan Ini Raup Keuntungan dari Ban Bekas

Belajar dari informasi di facebok membuat warga Kota Marabahan Kabupaten Batola Kalsel ini mampu mengubah ban menjadi barang bernilai ekonomis.

Penulis: Muhammad Tabri | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID/MUHAMMAD TABRI
Proses pegolahan ban bekas menjadi barang bernilai ekonomis di tempat usaha Masud Aryanto di Desa Antar Jaya Kilometer 11, Kota Marabahan, Kabupaten Barito Kuala (Batola), Provinsi Kalimantan Selatan, Sabtu (13/6/2020). 

Editor:  Alpri Widianjono

BANJARMASINPOST.CO.ID, MARABAHAN - Kreativitas Masud Aryanto di Desa Antar Jaya Kilometer 11,  Kota Marabahan, Kabupaten Barito Kuala (Batola), Provinsi Kalimantan Selatan,  patut ditiru.

Hanya menggunakan alat seadanya dan barang bekas, mampu menghasilkan karya yang bernilai ekonomis.

Usaha yang dia lakukan adalah mengubah ban bekas berbagai ukuran menjadi pot bunga yang bagus dan berkualitas.

Proses pembuatannya cukup sedehana. Ia memisahkan beberapa bagian ban bekas yang akan digunakan sesuai desain yang diperlukan. Alat pemotong yang digunakan hanya cutter biasa.

Setelah potongan-potongan ban bekas telah siap, selanjutnya dilakukan pengecatan dengan menggunakan semprotan kompresor listrik.

Dalam menjalankan usahanya Masud dibantu oleh Tami Harsono, warga setempat. Karena ketika orderan lumayan banyak,  kewalahan untuk mengerjakan sesuai target waktu.

Angka Positif Covid-19 di Batola Bertambah 23 Orang, 5 di Antaranya Anak-anak

Pemkab Batola Putus Kerjasama dengan BPJS, Begini Pandangan Ketua DPRD Kalsel

Bupati Batola Menangis Lihat Balita Bocor Jantung, BPJS Tidak Ada Rasa Kemanusiaan

Gubernur Lepas Kepulangan 13 Pasien Sembuh Covid-19, Rata-rata dari Batola dan Banjarmasin

Enam Warga Kabupaten Batola Dinyatakan Sembuh

Diduga Tak Terima Ditegur Ibu, Pemuda Ini Gantung Diri di Cerbon Kabupaten Batola

Lelaki kelahiran Garut, Jawa Barat,  6 April 1997, ini merintis usahanya sejak Agustus 2019.

Berawal dari inspirasi di grup facebook yang diikuti dan mencobanya secara autodidak.

"Awalnya meliat di grup facebook, saya coba dan Alhamdulilah bisa. Saya pun berpikir ini ada potensi yang baik untuk dikembangkan," Pungkasnya.

Pada awal pembuatan beberapa macam ukuran karyanya ditampilkan pada acara ulang tahun Kecamatan Marabahan, dan dilirik pemerintah setempat untuk dikembangkan.

Dengan itu ia menerima uang pembinaan untuk melengkapi peralatan. Hingga saat ini bisa menerima ratusan pesanan pot bunga dari limbah bekas itu.

Pot bunga dari limbah ban bekas hasol produksi Hasud Aryanto, warga Marabahan, Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalimantan Selatan, Sabtu (13/4/2020).
Pot bunga dari limbah ban bekas hasol produksi Hasud Aryanto, warga Marabahan, Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalimantan Selatan, Sabtu (13/4/2020). (BANJARMASINPOST.CO.ID/MUHAMMAD TABRI)

Hasil karya Masud dipatok dengan berbagai harga berdasarkan ukurannya. Mulai dari Rp 60.000 hingga Rp 100.000.

Penjulan pot bunga yang dibuat di halaman rumahnya ini tidak hanya laku di wilayah Kabupaten Batola, sebagian sudah sampai ke kawasan Kalimantan Tengah, yaitu Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Pulang Pisau.

Terkait usaha yang digeluti ini, ia mengaku masih terkendala dengan fasilitas peralatan yang seadanya.

Banyak bagian penyelesaiannya yang harus menguras tenaga, terutama mengubah posisi ban bagian dalam untuk dibuka keluar.

Ke depannya ia berharap memiliki alat untuk menunjang lebih efisien dalam pekerjaannya. Sehingga, bisa memenuhi permintaan pelanggan dalam jumlah besar dan mampu menyerap tenaga masyarakat sekitar lingkungannya.

(Banjarmasinpost.co.id/ MuhammadTabri)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved