Berita HSS

Pantang Mengemis, Kakek 80 Tahun dari Longawang HSS Ini Kayuh Sepeda Jualan Es Serut

Meski telah berusia 80 tahun, Kakek Adnan pantang mengemis. Ia tetap berjuang mencari nafkah dengan mengayuh sepeda berjualan es serut di HSS

Penulis: Hanani | Editor: Hari Widodo
banjarmasinpost.co.id/hanani
Kakek Adnan (80) pedagang es keliling dari Desa Longawang, Kecamatan Telaga Langsat, Hulu Sungai Selatan saat istirahat di pinggir jalan R Soperapto, Kandangan, Selasa (7/6/2020). 

Editor : Hari Widodo

BANJARMASINPOST.CO.ID, KANDANGAN -  Warga Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, mungkin sering bertemu kakek ini.

Tiap hari, pria sepuh itu mengayuh sepeda butut. Di jok belakang sepedanya terdapat dua kotak ukuran sedang, berisi termos es.

Ya, kakek yang mengaku usianya lebih dari 80 tahun tersebut adalah pedagang es serut kililing.

 Namanya, Adnan, atau Kai (Kakek) Adnan. Tiap hari dia mencari nafkah dengan berjualan es serut.

Sudah Sepuh, Tapi Kakek dari Tala Ini Berhasil Sembuh dari Covid-19

Kakek Simpan 26 Paket Sabu Ditahan Satresnarkoba Polresta Banjarmasin

Dorong Kakek 75 Tahun Saat Demo George Floyd, 2 Polisi Jadi Tersangka, 57 Rekannya Lakukan Ini

Berangkat sejak pukul 08.00 wita dari rumahnya di Desa Longawang, Kecamatan Telaga Langsat, Kai Adnan menggunakan sepeda tua menerabas jalan raya kota Kandangan.

Diapun harus bersaing dengan pedagang es modern keliling lainnya, yang menggunakan sepeda motor.

 Saat diajak reporter banjarmasinpost.co.id berbincang, Kai Adnan sedang istirahat melepas lelah di bawah pohon, pinggir jalan R Soeprapto Kandangan.

Napasnya tersengal, bahkan kedua tangannya terlihat masih gemetar. Tampak kondisinya tak begitu sehat.

Ada beberapa pengendara yang mampir. Bukan untuk membeli es serutnya. Tapi untuk sekedar memberi sedekah karena merasa iba.

 Kakek itupun terlihat terharu, ketika ada yang mampir memberinya sedekah. Spontan doa-doa untuk orang dermawan itu dia panjatkan.

“Saya tidak mau menjadi pengemis. Biar hanya bisa makan sekali sehari, pantang bagi saya meminta-minta. Selama tubuh masih bisa berdiri tegak, saya tetap akan bekerja mencari nafkah sendiri,”ungkapnya. 

Kakek Adnan, mengaku  tinggal bersama istrinya. Menurutnya, istrinya juga sudah sepuh dan sakit-sakitan sehingga tak bisa bekerja lagi.

 Berkomunikasi dengan Kai Adnan, cukup sulit. Pendengarannya sudah terganggu. Meski sudah memakai alat bantu dengar yang diletakkan di telinga, kita harus bersuara agak keras dan mendekat ke telinganya.

Kalau tidak, kakek itu tak bisa mendengarnya. Mengaku berjualan es keliling sudah lebih satu tahun, Kai Adnan tiap hari mengayuh sepeda dari desa Longawang ke Kandangan.

Jaraknya sekitar 19 kilometer.  Kadang sering berhenti, ketika pandangan matanya terasa kabur.

 Menurutnya, tak selalu es serut yang dijajakan itu habis terjual. Apalagi jika cuaca sedang hujan.

Es serut dia ambil dari pembuatnya di Desa Pangambau, Hulu Sungai Tengah. Desa Pangambau, berbatasan dengan desa Longawang, HSS. Es serut dengan menggunakan roti tawar itu dia beli Rp 1500 per porsi, dan dijual hanya Rp 2.000. Jadi keuntungan yang didapat hanya Rp 500.

 Tiap berjualan, keuantungan maksimal hanya berkisar Rp 15 ribu sampai Rp 20 Ribu.

Dari hasil jerih payah itu, kata Kai Adnan membeli beras, kebutuhan makan bersama istrinya.

Berbakat Perankan Sosok Wanita dan Pria Dalam Satu Tubuh, Hudson IMB Kini Sudah Kakek

Meski sakit-sakitan, istri kakek itu masih bisa memasak sendiri. Kakek Adnan, mengaku memiliki beberapa anak. Namun tinggal jauh, yaitu di Danau Panggang, Hulu Sungai Utara.

Prinsip hidupnya yang pantang mengemis, membuat kakek ini tak mau menyerah.

Dia terus berjuang mencari nafkah. Sesuai prinsipnya, selama tubuh masih bisa berdiri tegak, pantang meminta-minta. (banjarmasinpost.co.id/hanani)      

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved