Berita Kotabaru
VIDEO Terdampak Gelombang Besar, Hasil Tangkapan Nelayan Tradisional Kotabaru Lesu
Gelombang besar, musim tenggara yang tidak menentuk membuat hasil tangkapan nelayan tradisional di Kotabaru lesu
Penulis: Herliansyah | Editor: Hari Widodo
Editor : Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, KOTABARU - Gelombang besar, musim tenggara kembali menggelayuti ratusan nelayan tradisional di Desa Rampa, Kecamatan Pulaulaut Utara, Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan.
Ombak besar kadang disertai kondisi cuaca tidak menentu dalam beberapa pekan terakhir, berdampak besar terhadap hasil tangkapan nelayan ikan satu-satu menjadi mata pencarian mereka.
Lesunya hasil diperoleh setiap melaut, setiap hari tangkapan yang cendrung berkurang. Antara dua hingga tiga basket atau setara 50 sampai 60 kilogram.
Saat kondisi normal (laut tenang), hasil tangkapan mencapai 10 sampai 15 basket.
• Penyaluran BST untuk Nelayan Kotabaru Dilakukan Senin ini, Pulau Sembilan Tertunda karena Cuaca
• Angin Kencang Robohkan Bagang, Nelayan Kotabaru Ini Rugi Rp 15 Juta
• Bagi Sembako, KRI Fatahillah-361 Diserbu Nelayan Kotabaru
Oleh pengumpul setempat ikan-ikan berukuran kecil berbagai jenis (campur aduk) hanya dihargai Rp 25 ribu perbasket. Ikan dikeringkan sebelum dikirim ke pengumpul di Banjarmasin.
Hal itu diungkapkan Burhan, salah satu nelayan sekaligus pengumpul saat ditemui dan berbincang kepada banjarmasinpost.co.id, Senin (20/7/2020).
Burhan mengakui, lesunya hasil tangkapan nelayan faktor akibat gelombang besar terjadi empat pekan terakhir. Sementara operasional dikeluarkan nelayan tetap berkisar antara Rp 100 sampai Rp 150 ribu.
"Memang (hasil tangkapan) pasang surut. Kadang banyak, kadang sedikit," jelas Burhan kepada banjarmasinpost.co.id.
Dengan berkurangnya hasil tangkapan, ia tak menepis, kondisi itu berimbas pada usahanya sebagai pengumpul ikan yang keseharian bergelut di dermaga tempat penjemuran ikan.
Sementara itu, Johan nelayan lainnya mengakui, faktor gelombang besar terjadi saat ini tidak jarang menyulitkan menangkap ikan.
"Benar saja apa yang disampaikan tadi. Tergantung rezeki, tapi ya tetap berusaha bagaimana caranya bisa dapat hasil tangkapan walau pasang surut," ucapnya.
• GELOMBANG Tinggi Berpotensi Terjadi, Nelayan Kotabaru & Perairan Selatan Kalimantan Harus Waspada!
Maka dari itu, selain menggunakan gondrong. Terkadang mereka juga menggunakan alat tangkap jenis yang lain.
"Mudah-mudahan saja angin tenggaranya segera teduh. Kalau sampai tenggaranya jadi, selama empat bulan lagi menderita (susah dapat hasil tangkapan)," bebernya.
(Banjarmasinpost.co.id/Helriansyah)