BKKBN Kalsel
BKKBN Kalsel Kampanyekan Tamasya Terapung, Tumbuh Kembang Anak yang Dititipkan Tetap Terpantau
Saat ini di Kalsel keterlibatan kaum hawa di dunia kerja mencapai 55,6 persen. Karena itu diperlukan tempat penitipan anak (TPA)
Penulis: Mariana | Editor: Ratino Taufik
BANJARMASINPOST.CO.ID - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN memiliki sejumlah program prioritas untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.
Di antaranya ada program Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya). Program Tamasya turut dikampanyekan Perwakilan BKKBN Kalsel yakni Tamasya Terapung (Terpadu dan Unggul).
Saat ini di Kalsel keterlibatan kaum hawa di dunia kerja mencapai 55,6 persen. Karena itu diperlukan tempat penitipan anak (TPA), yang mana TPA berbasis masyarakat sudah tersedia atau berjalan sejak dulu.
"Kemudian ada surat edaran 6 Menteri, Kementerian Ketenagakerjaan mewajibkan perusahaan yang mempunyai banyak karyawan wanita dan memiliki balita dengan jumlah sekian diwajibkan mendirikan TPA," jelas Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan, Farah Adibah kepada Banjarmasinpost.co.id, Selasa (11/11/2025).
Pembentukan TPA di perusahaan terus digeber, sesuai standar yang diberlakukan.
Tujuan utama Tamasya Terapung yakni meningkatkan Indeks Pembangunan Keluarga (Bangga), menurunkan angka stunting, serta memperkuat peran orang tua melalui kegiatan seperti kelas pengasuhan dan sistem rujukan yang efektif.
Adapun sasaran Tamasya, pengasuh yang diberikan pelatihan untuk pengasuhan tumbuh kembang anak, anak usia 0-72 bulan, dan Orang tua/keluarga.
"Di TPA pengasuhnya diberikan kartu tumbuh kembang anak yang digunakan untuk memantau motorik dan psikis anak per usia, hasil dari pantauan ini menjadi tugas kami selanjutnya untuk memastikan tumbuh kembang anak berjalan baik," ujar Farah.
Ditambahkannya, misal ada tumbuh kembang yang terganggu pada anak, penanganan awal pengelola atau pengasuh TPA akan memberikan stimulasi agar tumbuh kembang dapat berjalan baik.
Namun apabila masih terganggu tumbuh kembang anak maka anak tersebut perlu rujukan ke rumah sakit.
Program prioritas lainnya ada Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) adalah program yang mendorong ayah atau calon ayah untuk lebih peduli dan aktif dalam pengasuhan anak bersama ibu.
Program ini muncul karena tingginya angka fatherless di Indonesia yang berdampak negatif pada tumbuh kembang anak serta kesejahteraan keluarga.
Tujuan dari program ini untuk meningkatkan keterlibatan aktif ayah dan calon ayah dalam pengasuhan anak serta pendampingan remaja dan pra-remaja untuk menciptakan generasi berkualitas yang mandiri, bertanggung jawab, siap menghadapi tantangan masa depan, dan berkontribusi positif bagi lingkungan.
Kemudian ada Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) bersifat gerakan gotong royong untuk mencegah stunting melalui dukungan para Orang Tua Asuh (OTA) dari berbagai sektor seperti BUMD, sektor swasta, individu, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)/Komunitas, perguruan tinggi/akademisi, dan media.
Ada pula program Lanjut Usia Berdaya (Sidaya) merupakan strategi yang dikembangkan untuk menggali potensi dan memperkuat peran para lansia, baik dalam kehidupan pribadi maupun di masyarakat.
| Genting: Aksi Gotong Royong untuk Selamatkan Generasi Emas Indonesia |
|
|---|
| BKKBN Kalsel Fokus Sinergi Program Bangga Kencana dan Akselerasi Penurunan Stunting 2025 |
|
|---|
| Peringatan HARGANAS ke-32, Gubernur Kalsel: Keluarga Adalah Kunci Membangun Bangsa |
|
|---|
| BKKBN Gelar Pelayanan KB di 76 Pasar Tradisional di Kalsel |
|
|---|
| Optimalisasi Intervensi Penurunan Stunting di HSU, FGD Fokus Validitas Data dan Sinergitas Program |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.