Berita Banjarbaru

LPG 3 Kilogram di Banjarbaru Langka, Tiah Terpaksa Masak Pakai Tungku Kayu

LPG 3 kilogram di Banjarbaru sulit didapatkan. Kalaupun ada, harganya meroket hingga Rp 40 ribu. Seorang warga terpaksa masak pakai tungku kayu

Penulis: Nurholis Huda | Editor: Hari Widodo
banjarmasinpost.co.id/nurholis huda
Tabung Gas 3 kilogram langka Warga Banjarbaru terpaksa masak di dapur pakai tungku masak manual. 

Editor : Hari Widodo

BANJARMASINPOST.CO.ID BANJARBARU - Kelangkaan gas tabung tiga kilogram mulai merambah ke Banjarbaru sudah sejak sepekan yang lalu.

Karena kosong di kios kios, maka Tiah, yang merupakan warga Kelurahan Guntung Manggis terpaksa memasak pakai tungku masak manual di belakang rumahnya.

"Ya bagaimana lagi, gas tiga kilogram langka tidak dapat sudah putar putar cari di Banjarbaru," tandasnm Tiah, Jumat (28/8/2020).

Selain Tiah, juga ada Riswan yang juga warga Guntung Manggis Landasan Ulin yang mengaku kesilitan mendapatkan tabung gas tiga kilogram.

Pertamina Gelar Operasi Pasar LPG 3 Kg di Banjarmasin, Berlangsung Dua Pekan

Disperdagin Duga Penyalahgunaan Peruntukan Elpiji Jadikan Harga Gas LPG 3 kg Meroket

LPG 3 Kg Melambung di Tala, Begini Respon Warga saat Pasar Murah Digelar

Bahkan Riswan sudah tanya di kios kios penjual menyebutkan kosong. Riswan pun tak patah semangat mencari ke penjual hingga 10 kilometer baru dapat.

"Itu pun saya, menemukan yang jual tapi dengan harga mahal. Saya dapat beli harga Rp 40 ribu," tandasnya.

Meski dia tau bahwa itu sudah sangat melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) apa boleh buat. "Dari pada saya tidak bisa masak di rumah. Jadi saya beli saja meski harga Rp 40 ribu itu," tandasnya.

Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Kalsel, Birhasani mengatakan gas langka bukan hanya di Banjarbaru tapi Banjarmasin.

Dia menduga, kelangkaan terjadi terletak pada kebijakan Pertamina yang menjual gas elpiji 3 kilogram secara terbuka. Sehingga banyak orang mampu bisa membelinya.

“Elpiji 3 kilogram bersubsidi itu hanya diperuntukan untuk orang yang tidak mampu dan juga para pedagang mikro. Akibat penjualannya sistem terbuka, siapapun bisa membeli. Maka ini sistem distribusinya yang salah,” bebernya.

Stok Capai 1.415,253 Metrik Ton, Hiswana Migas Jamin Ketersediaan LPG Selama Social Distancing

Adapun Birhasani tidak mempermasalahkan persoalan kuota elpiji yang dinilai tidak merata. Sebab, pengaturan kuota untuk gas melon juga sudah diatur, hanya diperuntukkan untuk warga miskin.

“Saya rasa untuk kuota tidak ada masalah kalau hanya untuk itu. Tetapi akibat sistem distribusi terbuka, maka banyak para ASN, bahkan restoran membeli gas 3 kilogram,” paparnya.

Dengan sistem distribusi terbuka ini, dia juga berasumsi akan terjadi penyimpangan. Terutama di pangkalan yang menjual bebas, sehingga masyarakat banyak membeli dan dijual lagi ke masyarakat. (Banjarmasinpost.co.id/nurholis huda)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved