Serambi Ummah
Bolehkah Menggabung Puasa Sunnah dengan Qadha Puasa Ramadhan? Begini Penjelasannya
Untuk menggabungkan dua puasa antara puasa sunnah dan qadha puasa Ramadhan ada dua hukumnya dalam Islam
BANJARMASINPOST.CO.ID - Banyak yang masih bertanya, apakah boleh mengerjakan puasa sunnah seperti Puasa Tasua, Asyura ataupun Puasa Ayyamul Bidh yang digabung dengan mengqodho (mengganti) Puasa Ramadhan.
Memasuki pertengahan Bulan Muharram seperti saat ini , umat muslim dianjurkan untuk mengerjakan puasa sunnah Ayyamul Bidh Puasa Putih).
Puasa Ayyamul Bidh adalah puasa tiga hari yang dilaksanakan pada tanggal 13, 14, dan 15 hijriyah tiap bulannya.
• Bacaan Niat Mengerjakan Puasa Ayyamul Bidh / Puasa Putih Bulan Muharram 2020, Selasa 1 September
• Tata Cara dan Niat Qadha atau Mengganti Sholat Lima Waktu, Bacaan dalam Bahasa Arab dan Latin
• Bacaan Niat Qadha Puasa Ramadhan atau Ganti Puasa Ramadhan Lengkap dengan Tata Cara Qadha Puasa
Lantas bagaimana jika ingin menggabung Puasa Sunnah dengan Qadha Puasa Ramadhan?
Wakil Sekretaris PWNU DIY Ustaz Muhajir mengatakan, untuk menggabungkan dua puasa antara puasa sunnah dan qadha puasa Ramadhan ada dua hukumnya dalam Islam. Yang diperbolehkan yaitu mengqadha puasa yang hukumnya sunah dengan sunah.
"Yang diperbolehkan yaitu mengqadha puasa yang hukumnya sunah dengan sunah. Sedangkan puasa wajib seperti Ramadhan dilarang untuk mengqadhanya," jelasnya kepada Tribunjogja.com, pada Selasa (11/08/2020).
Pendapat Ustaz Muhajir pun diperjelas dalam fatwa Syabakah Islamiyah:
فإن من عليه صيام واجب من قضاء رمضان، أو من كفارة، أو نحو ذلك، فلا يصح له أن يجمعه مع صوم التطوع بنية واحدة، لأن كلاً من الصوم الواجب وصوم التطوع عبادة مقصودة مستقلة عن الأخرى، ولا تندرج تحتها، فلا يصح أن يجمع بينهما بنية واحدة
Artinya: ”Orang yang melaksanakan puasa wajib, baik qadha ramadhan, puasa kaffarah, atau puasa lainnya, tidak sah untuk digabungkan niatnya dengan puasa sunah. Karena masing-masing, baik puasa wajib maupun puasa sunah, keduanya adalah ibadah yang harus dikerjakan sendiri-sendiri. Dan puasa sunah bukan turunan dari puasa wajib. Sehingga tidak boleh digabungkan niatnya.” (Fatawa Syabakah Islamiyah, no. 7273)
Hal serupa pun, dijelaskan Mazhab Hambali yang lebih keras dalam menghukumi hal ini.
Para ulama mazhab ini menyatakan haram hukumnya mendahulukan puasa sunah sementara masih punya utang puasa wajib.
Dasarnya adalah hadis riwayat Ahmad dari Abu Hurairah RA:
Siapa yang berpuasa sunah namun ia masih memiliki tanggungan puasa Ramadan (yang harus di-qadha), puasa sunah tidak diterima sampai ia menyelesaikan puasa wajibnya."
Namun, ada juga beberapa kalangan yang berpendapat menyatakan boleh menggabungkan puasa sunah dengan wajib kecuali puasa 6 hari pada bulan Syawal.
Seperti yang dijelaskan Imam Ibnu Utsaimin: