Berita Kalteng
VIDEO Nanas Madu Seranau Kabupaten Kotim yang Digemari Masyarakat
Warga Sampit, Kabupaten Kotim, Kalteng, menyukai nanas madu karena rasanya yang manis.
Penulis: Fathurahman | Editor: Alpri Widianjono
Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID, SAMPIT - Nanas madu bentuknya kecil. Tetapi, rasanya manis. Inilah yang sedang dibudidayakan warga Desa Mentaya Seberang, Kecamatan Seranau, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah.
Bagi sebagian warga Sampit yang dulunya menyukai nanas Bandara H Asan, saat ini sepertinya kalah pamor dengan nanas madu tersebut. Terutama karena rasanya yang manis, jika dibanding nanas bandara.
Sejumlah warga Kota Sampit mengaku senang membeli nanas madu karena rasanya manis. Meskipun jika dilihat dari ukurannya, jauh lebih kecil dibanding nanas bandara.
"Memang ukurannya lebih kecil tetapi untuk rasanya masih manis nanas madu mentaya seberang," ujar Nasir, salah satu warga Kota Sampit, Kamis (3/9/2020).
• VIDEO Profil Museum Kayu Sampit di Kabupaten Kotawaringin Timur Provinsi Kalimantan Tengah
• Kondisi Bocah Korban KDRT di Sampit Membaik, Senang Diberi Baju Upin - Ipin
• VIDEO Masyarakat Minati Wisata Susur Sungai di Sampit
• Partisipasi Pemilih Pilkada Kalteng Dikhawatirkan Merosot, Begini Pendapat Tokoh Muda di Kotim
• VIDEO Berwisata ke Taman Buah Lintang Batang Kabupaten Kotim Kalteng
Penjualan nanas madu ini pun saat ini sangat banyak. Jika penjualan nanas bandara terfokus di jalan sekitar Bandara H Asan, namun untuk nanas madu penjualannya ada yang di pasar tradisional, dijaja penjual yang bekeliling kota atau di pinggiran jalan.
Perkembangan saat ini, para penjual rujak buah di Kota Sampit pun rata-rata memakai nanas madu. "Nanasnya manis. Banyak pelanggan yang suka," ujar Prapto penjual rujak buah keliling di Sampit.
Sementara itu, seorang penjual nanas madu di Jalan DI Panjaitan, Kota Sampit, Yusro, mengatakan sudah 3 tahun berjualan nanas madu dan pelanggannya cukup banyak.
"Saya jual sesuai besar atau kecilnya nenas. Kecil Rp 5.000 dan yang besar Rp 15.000. Bisanya saya ambil di petani sebanyak 60 biji. Kurang dari seminggu, habis terjual," ujarnya.
(Banjarmasinpost.co.id/Faturahman)