Berita Tanahlaut
Penangkaran Bawang Merah Sukses, Tala Dorong Budidaya Secara Mandiri Seluas ini
Penangkaran bawang merah yang dilakukan dua kelompok tani di Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), sukses.
Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Eka Dinayanti
Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Penangkaran bawang merah yang dilakukan dua kelompok tani di Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), sukses.
Umbi yang dihasilkan cukup bagus dan bersih.
Hal itu memotivasi sejumlah petani lainnya untuk turut membudidayakan komoditas dataran tinggi tersebut.
Setidaknya talah ada sejumlah petani pada beberapa kelompok tani yang mulai mempersiapkan lahan.
"Alhamdulillah petani di Tala sekarang mulai melirik bawang merah. Memang masih sedikit, tapi setidaknya sudah ada keinginan melakukan diversifikasi komoditas bernilai ekonomis tinggi," ucap Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (Diatanhortibun) Tala H Akhmad Hairin, Jumat (18/9/2020).
• Ucapan Rangga Azof pada Cut Syifa yang Ultah Dibalas Begini, Mischa Pilih Posting Foto Ini
• Kondisi Psikologis El Rumi Saat Maia Estianty dan Ahmad Dhani Bercerai Diungkap, Sule: Namanya Hidup
• Pemko Banjarmasin Gelar Tabligh Akbar Virtual, Hadirkan Ustadz Abdul Somad
Ia menuturkan beberapa hari lalu telah dilakukan panen bawang merah penangkaran di Dusun Jayau, Desa Ambungan, Kecamatan Pelaihari.
"Itu kemarin yang panen di lahan pertanaman penangkaran bawang merah Pak Gunawan dan Pak Mulyadi. Luasannya satu hektare. Hasilnya cukup bagus, sama dengan yang di Jawa," sebut Hairin.
Pemanenan bawang merah tersebut juga dihadiri Bupati Tala H Sukamta dan petinggi dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalsel.
Pembudidayaan komoditas itu di-support bantuan dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalsel.
Berupa bantuan bibit dan pupuk.
Hairin mangatakan di Desa Durianbungkuk, Kecamatan Batuampar, juga panen bawang merah serupa seluas satu hektare.
Pembudidayaannya juga dibantu Dinas Pertanian Kalsel.
Dikatakannya, keberhasilan penanaman bawang merah tersebut menjadi angin segar bagi petani Tala.
Setidaknya iklim dan lahan di daerah ini cocok untuk ditanami komoditas 'premium' tersebut
"Sekarang kami mendorong para petani di Tala untuk membudidayakannya secara mandiri. Alhamdulilah saat ini sudah tercatat delapan hektare total luasan bididaya bawang merah secara mandiri, sekarang sedang berjalan," sebut Hairin.
Antara lain lokasinya di Jayau dan beberapa tempat lain di Desa Ambungan.
Lalu, di Desa Ketapang (kelompok tani pimpinan Sujono) dan di Martadah, Kecamatan Tambangulang.
Hairin mengatakan pihaknya mendorong petani mengembangkan bawang merah karena jika berhasil bakal meningkatkan taraf hidup secara signifikan.
"Apalagi bawang merah ini kan komoditas pemicu inflasi. Karena itu pengembangannya penting agar harga stabil," tandasnya.
Kepala Bidang Hortikultura, Malik, menuturkan petani tak perlu ragu membudidayakan bawang merah.
Pasalnya nilai jual sangat tinggi dan pasar sangat terbuka lebar.
Memang diperlukan modal cukup besar namun jika berhasil, pendapatan yang didapat petani dua kali lipat dan bahkan lebih.
Modal terbesar yakni untuk pembelian bibit.
Saat ini per kilogram sekitar Rp 40 ribu.
Satu hektare perlu satu ton sehingga biaya bibit sekitar Rp 40 juta.
Ditambah biaya pupuk sekitar Rp 20 juta
Jika pertumbuhan dan panen bagus, bisa menghasikan 13 ton.
"Taruh lah harga jual di tingkat petani Rp 30 ribu per kilogram, berarti hitungan di atas kertasnya dapat Rp 390 juta," sebut Malik.
Masa panen juga cepat, hanya 60-75 hari hari.
Artinya dalam setahun bisa ditanam setidaknya dua kali dan bahkan lebih disesuaikan kondisi iklim.
Pasalnya perawatan bawang merang memang lumayan rumit, memerlukan ketelatenan dan ketepatan penanganan hingga pascapanennya.
(banjarmasinpost.co.id/roy)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/suasana-panen-bawang-merah-di-jayau-ambungan-beberapa-hari-lalu.jpg)