Berita Banjarmasin

Tatapan Kosong di Tengah Api : Kisah Rosi dan Warga Korban Kebakaran di Telawang Banjarmasin

Di tengah kepanikan itu, Rosi, pemilik sebuah warung makan yang berjarak hanya empat meter dari titik api tak lagi sempat menutup warungnya

Penulis: Saiful Rahman | Editor: Ratino Taufik
Banjarmasinpost.co.id/saifurrahman
KEBAKARAN - Tangisan korban mengetahui rumahnya ludes terbakar. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Kebakaran hebat melanda kawasan RT 03 Jalan Teluk Tiram, Kelurahan Telawang, Banjarmasin, Api yang diduga berasal dari korsleting listrik pada sebuah tiang listrik merambat cepat, membakar enam rumah warga dan merusak sebagian bangunan SMAN 4 Banjarmasin. Sabtu (22/11/2025) Pukul 12.30 Wita

Siang itu, api yang berkobar dekat area Pasar Teluk Tiram melahap enam rumah warga Telawang, para pedagang yang masih berada di pasar pun panik. Asap tebal membumbung, suara sirene pemadam dan BPK bersahut-sahutan, sementara warga berlarian menyelamatkan diri. 

Di tengah kepanikan itu, Rosi, pemilik sebuah warung makan yang berjarak hanya empat meter dari titik api tak lagi sempat menutup warungnya.

“Api besar sekali, bujur dari atas itu mulai dari rumah Mama Erna (Hasmiyah) yang terbakar,” ucapnya dengan tatapan kosong, mengingat detik-detik awal kobaran api.

Baca juga: Serunya Arutmin Borneo Run 2025, Pesertanya Tembus 4 Ribu Lebih Saat Start di Banjarbaru

Hari yang biasanya ramai pembeli berubah menjadi mencekam. Warungnya ikut basah, sebagian bangunan warung di bagian atas terkena dampak panas api.

Namun, di tengah kekacauan, Rosi tetap membuka pintu warungnya. Minuman dingin yang biasanya dijual, ia bagikan gratis kepada petugas pemadam dan relawan BPK yang berjuang melawan api.

“Minum nak, minum kada papa, minum,” katanya lirih, matanya berkaca-kaca.

Tak lama setelah api padam, Nisa, salah satu warga yang rumahnya ludes terbakar datang menghampiri Rosi. Dengan tubuh gemetar dan air mata yang tak terbendung, ia memeluk Rosi erat.

“Acil, kayak apa ulun Cil, ya Allah habis semua rumah,” tangisnya.

Rosi membalas pelukan itu dengan penuh simpati. Di tengah kerumunan warga yang masih shock, ia berusaha menenangkan Nisa.

“Sabar, sabar… musibah ini tidak ada yang tahu kapan datang,” ucapnya, mencoba memberi kekuatan.

Enam rumah hangus, seluruh berkas penting dan harta benda tak tersisa. Yang tinggal hanyalah arang, bau asap, dan tatapan kosong warga yang kehilangan tempat tinggal.

Petugas pemadam mulai meninggalkan lokasi, sementara Tagana Kota Banjarmasin turun tangan melakukan pendataan korban terdampak. (Banjarmasinpost.co.id/Saifurrahman)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved