Berita Tabalong

Tekan Penularan Demam Berdarah, Dinkes Tabalong Kembali Gelar Lomba Kawasan Bebas Jentik

Dinilai berhasil menekan penularan DBD, Dinas Kesehatan (Dinkes) Tabalong kembali akan menggelar Lomba Kawasan Bebas Jentik (LKBJ).

Penulis: Dony Usman | Editor: M.Risman Noor
dony usman
Kasi P2PM Dinkes Tabalong Taufik 

BANJARMASINPOST.CO.ID, TANJUNG - Dinilai berhasil menekan penularan DBD, Dinas Kesehatan (Dinkes) Tabalong kembali akan menggelar Lomba Kawasan Bebas Jentik (LKBJ).

Kegiatan ini sudah dilakukan tahun 2019 tadi terutama pada daerah-daerah perkotaan yang masuk kategori endemis demam berdarah.

Untuk tahun 2020 ini LKBJ rencananya akan dilaksanakan akhir September dan penilaian mulai dilakukan pada November 2020.

Kasi P2PM Dinkes Tabalong, Taufik mengatakan tahun 2019 LKBJ diikuti 23 peserta terdiri dari kompleks perumahan dan RT di lima kecamatan.

"Yang diprioritaskan daerah endemis yang ada di perkotaan Kecamatan Murung Pudak meliputi wilayah Puskesmas Mabuun dan Puskesmas Murung pudak, Kecamatan Tanjung yang mencakup wilayah Puskesmas Hikun dan Puskesmas Tanjung, ditambah Puskesmas Banualawas, Tanta, Muara Uya dan Wirang," jelasnya kepada banjarmasinpost.co.id.

Untuk tahun 2019, LKBJ dimenangkan kompleks BTD, Mabuun, Kecamatan Murung Pudak.

KPP Pratama Tanjung Kembali Beroperasional, Berlakukan Pembatasan Tatap Muka

Satlantas Polres Tabalong Tempel Stiker Ayo Pakai Masker di Kendaraan Umum

Dimana di Kompleks BTD ini awalnya dari tahun 2016 hingga tahun 2018 terjadi sekitar 15-20 kasus penularan demam berdarah.

Setelah mengikuti lomba dengan penilaian bebas dari jentik DBD, ternyata Kompleks BTD akhirnya bisa bebas dan di tahun 2019 sudah tidak ada lagi kasus DBD yang terjadi.

"Jadi upaya kita bukan hanya dengan fogging. Persepsi masyarakat bahwa DBD dengan fogging, sekarang tidak, dengan Permenkes 374 bahwa kita harus lakukan Gerakan Jumantik, satu rumah satu jumantik," katanya.

Untuk di Tabalong, imbuhnya, Gerakan Jumantik ini implementasinya dengan melaksanakan LKBJ yang pelaksanaan bagi kompleks yang ikut serta mereka harus punya waktu 1 hari dalam seminggu untuk bersihkan rumah agar bebas dari jentik.

"Baik di air penampungan dalam rumah ataupun yang ada di sekitar rumah. Ini yang terpenting. Kalau di samping rumah terkait pengelolaan sampah yang bisa tampung air. Lakukan gerakan 3M plus, menguras, menutup, memanfaatkan atau mendaur ulang," ucapnya.

Masih menurut Taufik, dengan adanya LKBJ menjadi gerakan massa. Soalnya, mungkin DBD bisa diatasi apabila hanya bidang kesehatan yang bergerak sedangkan masyarakatnya tidak ikut.

"Karena jentik itulah yang menentukan kepadatan nyamuk yang tularkan DBD. Maka dari itu Sapu aja DBD, sapuluh manit abatesasi jajantik aides sapuluh manit menciptakan lingkungan bersih dan bebas dari nyamuk aides," pungkasnya. (banjarmasinpost.co.id/dony usman)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved