Berita Tanahlaut
VIDEO Nelayan Takisung Olah Tangkapan Jadi Ikan Asap, Produknya Tahan Hingga Tiga Bulan
Nelayan Desa Kualatambangan, Kecamatan Takisung, Kabupaten Tanahlaut (Tala) mengolah ikan tangkapannya menjadi ikan asap
Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Hari Widodo
Proses pengasapan berlangsung selama dua jam. Satu jam pertama dilakukan pembalikkan ikan. Langkah ini bertujuan agar proses pengasapan merata ke seluruh bagian ikan.
Setelah selesai pengasapan, ikan asap harus diangin-anginkan hingga dingin. Setelah benar-benar dingin, baru ikan asap dikemas dalam bungkus plastik.
"Cukup mudah prosesnya, bahan baku juga tak susah dicari. Hanya tinggal promosi dan pemasarannya saja yang perlu penguatan. Maklum, warga di Banua ini kan umumnya belum familiar dengan ikan asap," tutur Bayansyah.
Guna lebih menggemakan ikan asap bikinannya, Bayansyah berencana akan ambil bagian pada expo Hari Jadi Kabupaten Tala Desember 2020 mendatang. "Saya akan memamerkan ikan asap bikinan kami. Semoga makin banyak yang tahu sehingga pemasarannya juga bisa lebih luas," tandasnya.
Sementara ini pemasaran ikan asap tersebut masih di lingkungan warga Desa Kualatambangan dan desa sekitar. Bayansyah juga belum memproduksi secara kontinyu karena masih berupaya memperkuat promosi. Namun jika ada pesanan, ia tetap melayani.
"Saat ini saya juga masih mencari dan mengumpulkan tempurung kelapa. Pembakarannya lebih bagus dibanding arang kayu. Selain itu saya juga sedang menyiapkan kemasan yang lebih bagus," tandasnya.
Pihaknya berharap ada pihak yang dapat membantu mempromosikan ikan asap produksinya. Dengan begitu makin banyak nelayan di kampungnya yang turut memproduksi ikan asap sehingga penghasilan menjadi lebih baik.
"Kami optimistis ikan asap ini punya potensi besar karena citarasanya lezat. Nelayan di kampung kami juga banyak yang berminat mengolahnya, hanya saja karena promosinya belum gencar sehingga umumnya masih menunggu perkembangan," tandasnya.
Kualatambangan merupakan salah satu kampung nelayan di Tala. Mereka umummya adalah nelayan kecil yang melaut menggunakan kapal berukuran kecil hingga sedang.
Nelayan Kualatambangan menangkap ikan menggunakan jaring, jala, pancing, dan sejenisnya. Mereka melaut menggunakan perahu bermotor. Biasanya dalam satu perahu memuat dua hingga tiga pekerja (awak perahu).
• Sulap Limbah Ikan, Nelayan Kualatambangan Gunakan Bahan Tambahan ini
Rata-rata per hari mampu menangkap ikan sebanyak 80 kilogram. Harga jual ikan saat ini sekitar Rp 7.000 per kilogram. Dari 80 kilogram hasil tangkapan, sebanyak 20 kilogram merupakan limbah ikan berupa ikan-ikan kecil dan ikan yang rusak yang tidak laku dijual.
Hasil bersih tangkapan sebanyak 60 kilogram dikali harga Rp 7.000, total Rp 420 ribu. Dikurangi biaya solar, makan, dan upah pekerja, sisanya hanya sekitar Rp 130 ribu per hari. (Banjarmasinpost.co.id/Idda Royani)