Kisah KPH Tabalong Hadapi Karhutla

GPS dan Kompas Bisa Normal Lagi Setelah Tim KPH Tabalong Minta Izin pada Sosok ini

Cerita unik pun pernah terjadi saat tim yang mendapat informasi terdapat titik hotspot di salah satu desa

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Eka Dinayanti
KPH TABALONG
Tim KPH Tabalong saat tangani kebakaran hutan dan lahan 

Editor: Eka Dinayanti

BANJARMASINPOST.CO.ID, TANJUNG - Jelang musim kemarau pemantauan terhadap bahaya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjadi salah satu tugas yang ditingkatkan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Tabalong.

Setiap hari tim Seksi Perlindungan Hutan KPH Tabalong melakukan pemantauan dan pengecekan titik hotspot melalui aplikasi Lapan Fire Hotspot.

Cerita unik pun pernah terjadi saat tim yang mendapat informasi terdapat titik hotspot di salah satu desa yang termasuk ke dalam wilayah kerja KPH Tabalong dan melakukan pengecekan ke lapangan.

"Tim yang melakukan groundcheck hotspot biasanya terdiri dari dua sampai tiga orang, yaitu satu koordinator dan dua anggota," ujar Kasi Perlindungan Hutan KPH Tabalong, Zainal Abidin

Baca juga: Kisah KPH Tabalong Hadapi Karhutla, Banyak Temui Kejadian Unik dan Menarik

Setibanya di desa tersebut tim segera melacak titik koordinat menggunakan GPS untuk memudahkan menuju lokasinya, namun GPS yang telah diaktifkan ternyata tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Selanjutnya tim mencoba menggunakan alat bantu kompas dan hal yang terjadi juga sama.

Kedua alat tersebut tidak dapat berfungsi.

"Ketika dua anggota dari tim groundcheck sedang berupaya untuk mengotak-atik kedua alat tersebut supaya dapat berfungsi kembali, terdapat masyarakat yang melintas dan kemudian mendatangi tim," katanya.

Kepada masyarakat itu, koordinator tim menjelaskan maksud dan tujuannya ke desa tersebut dan warga tersebut merespons baik dengan memberikan izin atas maksud dan tujuan dari tim.

Entah kebetulan atau tidak, ternyata tidak berselang lama dua anggota tim groundcheck memberitahukan kedua alat tersebut sudah bisa berfungsi kembali dengan normal.

"Dari hal kejadian tersebut dapat dijadikan pelajaran bahwa ketika mendatangi suatu tempat alangkah baiknya izin terlebih dahulu kepada pemilik atau masyarakat setempat," katanya.

(banjarmasinpost.co.id/donyusman)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved