Kriminalitas Regional

Mantan Pangkostrad Dinilai Arogan Terkait Pemukulan Anggota TNI, IPW: Akan Menjadi Musuh Masyarakat

IPW meminta Djamhari Chaniago mencabut pernyataannya yang menganggap kasus pengeroyokan geng motor gede terhadap 2 prajurit TNI masalah kecil

Editor: Didik Triomarsidi
istimewa
Dua pengendara moge yang keroyok anggota TNI di Bukittinggi ditahan polisi. 

Editor : Didik Trio Marsidi
BANJARMASINPOST.CO.ID - Terkait kasus penganiayaan rombongan moge terhadap anggota TNI, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menilai Letnan Jenderal (Purn) Djamhari Chaniago mengedepankan sikap arogansi.

Maka itu IPW meminta Djamhari Chaniago mencabut pernyataannya yang menganggap kasus pengeroyokan yang dilakukan geng motor gede (moge) Harley Davidson yang dipimpinnya terhadap dua prajurit TNI adalah masalah kecil.

"IPW menilai pernyataan Djamhari itu sangat tidak mendidik dan sangat mengedepankan sikap arogansi dari seorang pensiunan militer," kata Neta kepada Warta Kota, Minggu (1/11/2020).

Seharusnya kata Neta, sebagai pimpinan kelompok moge, Djamhari meminta maaf kepada masyarakat, karena anggota rombongannya sudah berbuat semena-mena.

Baca juga: MOBIL Bekas Rp 80 Jutaan November 2020, Kalo Beruntung Anda Bisa Dapat Mobil Tahun 2018

Baca juga: FORMASI CPNS 2019 Banyak Kosong, Menpan RB Sebut Dialihkan ke CPNS 2021 dengan Syarat Ini

Baca juga: UPDATE Covid-19 Indonesia, Total 412.784 Kasus dan Persentase Kematian Masih di Atas Angka Dunia

Tidak hanya kepada masyarakat umum di jalanan, tapi juga kepada anggota TNI yang dikeroyok.

"Sikap Djamhari yang arogan itu tidak pantas ditiru dan akan membuat dirinya akan dicibir oleh masyarakat luas.

"Pada akhirnya itu akan merugikan dirinya sendiri sebagai pensiunan TNI, yang seharusnya dihormati publik," ujar Neta.

Untuk itu kata Neta, IPW berharap, Djamhari sebagai purnawirawan mau berjiwa besar mencabut ucapannya dan meminta maaf kepada masyarakat luas.

"Khususnya kepada kedua prajurit TNI yang sedang terbaring di rumah sakit akibat dikeroyok anggota masyarakat sipil pengguna moge, anggotanya," kata Neta.

"Seharusnya Djamhari bisa berkomentar lebih santun dan kebapakan dalam melihat kasus ini," tambahnya.

Belajar dari kasus ini, menurut Neta, sudah saatnya para petinggi yang menjadi pimpinan kelompok motor gede mengingatkan para anggotanya, agar tidak bersikap arogan di jalanan dan tidak bersikap ugal-ugalan atau tidak menjadi raja jalanan seperti geng motor yang banyak dikeluhkan masyarakat.

"Jika pengendara moge bersikap ugal-ugalan seperti geng motor, bukan mustahil masyarakat akan memberi perlawanan pada mereka, dan pengendara moge akan menjadi musuh masyarakat di jalanan," katanya.

Neta mengatakan para purnawirawan yang menjadi pimpinan kelompok pengendara moge, jangan mau menjadi bamper dan backing atas keugal-ugalan anggotanya.

"Jika tidak, mereka akan dicibir dan tidak dihargai publik. IPW mendesak Polda Sumbar memproses kasus ini dengan Promoter," katanya.

Selain dikenakan pasal telah melakukan penganiayaan, menurut Neta, pengendara moge itu harus dikenakan pasal berlapis, yakni melawan aparatur negara.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved