Berita Tanahlaut
Tak Sampai Semalam di RSUD Ulin Banjarmasin, Bocah Obesitas Tanahlaut Pulang ke Rumah
Bocah obesitas hanya sekitar 7 jam di RSUD Ulin Banjarmasin dan kemudian pulang ke rumah di Kabupaten Tanahlaut, Kalsel, untuk jalani isolasi mandiri
Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Alpri Widianjono
Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Lantaran adanya dugaan chusing syndrom yang memerlukan pemeriksaan dan penanganan lebih intensif, bocah obesitas Ahmad Irwandi (13), dirujuk pihak RSUD Hadji Boejasin Pelaihari, Kabupaten Tanahlaut (Tala), ke ke Rumah Sakit Umum (RSU) Ulin, Provinsi Kalimantan Selatan.
Namun ternyata pelajar kelas 7 Madrasah Tsanawiyah 7 Tala itu tak lama berada di RSU Ulin, Banjarmasin. Hanya sekitar tujuh jam, sejak setiba di rumah sakit milik Pemprov Kalsel tersebut saat Selasa (3/11/2020) sekitar pukul 17.00 Wita.
Tengah malam itu juga, bocah yang saat ini berbobot 115 kilogram tersebut dibawa pulang oleh pihak keluarga. "Jam 12.00-an malam, kami keluar dari RSUD Ulin. Sampai di rumah jam 02.00 Wita," tutur Mardiah, ibunda Ahmad Irwandi, Rabu (4/11/2020).
Ditemui di kediamannya di Desa Kuringkit RT 8 RW 1, Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tala, Mardiah menuturkan anaknya dievakuasi menggunakan mobil ambulans desa.
Tentang dibawa pulang, Mardiah menuturkan, karena berdasar pemeriksaan awal petugas medis RSU Ulin, anak bungsunya itu diminta untuk isolasi mandiri terlebih dulu.
Pihak RSU Ulin, paparnya, mengatakan anaknya mesti menjalani isolasi dan tidak boleh didampingi. Hanya diizinkan satu orang pendamping.
Baca juga: BREAKING NEWS : Bocah Obesitas Tanahalaut, Bobot Mencapai 125 Kg dan Kondisinya Memantik Empati
Baca juga: Ahmad Irwandi Bocah Obesitas Tanahlaut, Bupati Langsung Perintahkan Evakuasi
Baca juga: Sikapi Bocah Obesitas, Anggota Dewan Tala Lakukan Langkah ini
Baca juga: Ringankan Beban Keluarga Bocah Obesitas Tala, ini yang Dilakukan Dinas Sosial
Hal itu yang membuatnya bingung karena sang anak kondisinya sangat lemah. Sejak kondisi kesehatan drop sekitar sebulan lalu, dirinya selalu menemami.
Apalagi sejak sekitar sepekan silam sekadar bangkit dari posisi rebahan pun tidak bisa dan mesti dibantu orang lain. Belum lagi jika harus berdiri seperti ke kamar kecil, mesti dibimbing dan dipegangi tubuh sang anak.
"Saya juga tak punya saudara di Banjarmasin. Lalu siapa yang mengantari saya makanan dan keperluan lain selama di Banjarmasin? Salah-salah, saya malah bisa ikut sakit jadinya," papar Mardiah.
Kondisi itulah yang membuatnya teramat bingung. Setelah berkonsultasi dengan keluarga di kampung, akhirnya disepakati Ahmad Irwandi dirawat di rumah saja agar lebih terurus.
"Pihak RSU Ulin juga Alhamdulillah memahami kondisi yang serba sulit itu. Akhirnya anak saya diizinkan dibawa pulang," jelas Mardiah.
Meski fisik masih lemah, jelas Mardiah, namun kondisi kesehatan anaknya mulai membaik. Jika semula nyaris tak mau makan, sejak sekitar tiga hari terakhir mulai ada nafsu makan lagi, walau masih tak seberapa.
"Yang jelas sudah tidak muntah lagi. Kalau kemarin itukan tiap kali selesai makan, tak lama setelahnya muntah. Sehat saja anak saya, ini cuma sisa lemah urat saja masih," sebutnya.
Pantauan Banjarmasinpost.co.id, Ahmad Irwandi tampak tenang rebahan di atas tilam di ruang tengah. Bocah yang sempat berbobot 125 kilogram ini sama sekali tak gelisah seperti ketika berada di RSUD Hadji Boejasin. "Ulun (saya) sehat saja," ucapnya lirih.
(Banjarmasinpost.co.id/Roy)
