Berita Banjarmasin
Progres Pembangunan Jembatan Kayutangi Banjarmasin, Ada Kendala Faktor Cuaca
Progres pembangunan proyek Jembatan Sungai Alalak atau Jembatan Kayutangi Ujung terus dimantapkan.
Penulis: Nurholis Huda | Editor: Royan Naimi
Bentang utama panjangnya pada jembatan yang menghubungkan Kayutangi Banjarmasin dan Alalak Batola ini sepanjang 130 meter.
Baca juga: Mall Pelayanan Publik Kota Banjarbaru Mulai Difungsikan Secara Bertahap
Dari pylon menuju sisi Batola 45 meter dan menuju Banjarmasin 85 meter, sedangkan tinggi pylon 42,4 meter.
Sekedar informasi, jembatan dengan sistem Cable Stayed merupakan jembatan yang menggunakan kabel-kabel berkekuatan tinggi sebagai penggantung yang menghubungkan gelagar dengan menara.
Kabel-kabel yang dibentangkan itu, seakan mengangkat body jembatan seperti melengkung.
ltulah yang menobatkanya sebagai jembatan dengan struktur melengkung yang pertama kali dibangun di Indonesia.
Dari desainnya, terlihat sangat unik, indah dan futuristik.
Secara administratif, Jembatan Alalak membentang di atas Sungai Alalak, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, ibukota provinsi Kalimantan Selatan.
Jembatan Alalak ini dihadirkan untuk menggantikan fungsi "Jembatan Kayutangi 1" sebagai penghubung utama ibukota Banjarmasin dengan berbagai wilayah di Kalsel dan Kalteng.
Jembatan Kayutangi 1 dinilai sudah udzur, termakan usia pakai 30 tahun dan tidak mampu lagi menampung volume terkini lalu lintas beban di atasnya.
Baca juga: Bapenda Kabupaten Banjar Pasang Tapping Box di Hotel dan Restoran
Jika sudah terbangun, jembatan ini bakal dapat dilintasi kendaraan dengan tonase maksimal 10 ton.
Lebih kuat dari jembatan lama Kayutangi 1 yang hanya menahan beban kurang dari 8 ton.
Dibangun dengan konstruksi tahan gempa, dan masa tahan hingga 1 abad.
Untuk diketahui, Jembatan ini dibangun dengan menggunakan dana dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) senilai Rp 278 miliar.
(banjarmasinpost.co.id /Nurholis Huda)
