Berita Tanahlaut

Pangkalan Elpiji di Tanahlaut Diperingatkan Tak Layani Pedagang Eceran Elpiji 3 Kg dan Patuhi HET

Pangkalan elpiji 3 Kg di Tanahlaut, Kalsel, diperingatkan agar tidak melayani pedagang eceran elpiji dan mematuhi HET

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Syaiful Akhyar
banjarmasinpost.co.id/Idda Royani
Asisten II Setda Tala H Akhmad Hairin rapat bersama para pemilik pangkalan elpiji di Tanahlaut, Senin (8/2/2021) malam 

Editor: Syaiful Akhyar 

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Pangkalan gas elpiji 3 Kg di Kabupaten Tanahlaut, Kalsel, diperingatkan agar tidak melayani pengecer.

Pasalnya, tata niaga elpiji melon hingga kepada pengguna yang berhak (masyarakat miskin dan UMKM) berada pada pangkalan.

Penjualan elpiji subsidi ini bersifat tertutup yakni di pangkalan karena memang sudah ada yang berhak. 

"Tidak ada penjualan secara terbuka di warung-warung," ucap Asisten II Setda Tala Bidang Ekobang H Akhmad Hairin, Selasa (9/2/2021).

Selesaikan Masalah Harga Tinggi Elpiji 3 Kg di Tanahlaut, Pemkab Tanahlaut Panggil Para Pangkalan

Hadirkan Program Digitalisasi Rekrutmen, Bank Kalsel Rekrut Pegawai Secara Online Cari SDM Potensial

Penerapan PPKM di Banjarbaru Diperpanjang, Wali Kota Banjarbaru Pimpin Rapat Evaluasi PPKM

Lantaran elpiji melon peruntukannya khusus (subsidi) bagi masyarakat miskin dan UMKM, pemerintah pun telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) yakni Rp 19 ribu per tabung.

Karena itu, pihak pangkalan diminta tidak sekali pun menaikkan harga.

Jika warga kesulitan menyiapkan uang pas dan mengikhlaskan menggenapkan menjadi Rp 20 ribu, hal seperti ini lain persoalan.

Namun dalam keadaan demikian, pihak pangkalan tetap harus menyuarakan bahwa harga elpiji melon tetap Rp 19 ribu sehingga tidak terbangun opini melampaui HET.

"Dan, jangan pernah sekali pun melayani pengecer elpiji melon. Jangan ada lagi, karena distribusinya kepada pengguna langsung melalui pangkalan," tandas Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil, dan Perdagangan (Diskopdag) Tala H Syahrian Nurdin.

Ia mengatakan dengan HET Rp 19 ribu, tiap pangkalan pun telah mendapat margin keuntungan sebesar Rp 3.400 per tabung dari Pertamina. Karenanya, tidak ada alasan pembenar apa pun jika ada pangkalan yang menjual melampaui HET.

Termasuk mengenai cost untuk sopir maupun untuk pekerja yang melakukan bongkar muat elpiji melon.

BREAKING NEWS : Kebakaran di Kalsel, Dua Tewas Saat Heboh Api di Desa Tanta Hulu Tabalong

Kebakaran di Kalsel, Dua Bocah Kakak Adik Tewas Kebakaran di Tabalong, Orangtua dan Nenek Luka bakar

Komponen demikian telah masuk dalam margin keuntungan tersebut dan diyakini tak begitu banyak menyusutkan nilai margin tersebut.

Sebagai pimpinan institusi yang mengurusi persoalan elpiji, Syahrian mengaku heran dan sedih ketika kerap mendapat laporan masyarakat elpiji melon cepat ludes (kosong/habis). Namun pada saat yang sama, elpiji melon beredar di kios-kios eceran dan dengan harga yang telah sangat melambung tinggi.

"Bayangkan, harga ecerannya hingga Rp 40-50 ribu. Bahkan di wilayah Kintap sampai Rp 85 ribu. Ini kan sangat mencekik, gila-gilaan," tandas Syahrian.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved