Berita Kalteng
Tak Mampu Menahan Kuatnya Arus Air, Siring Drainase Pasar Kahayan Kalteng Runtuh
Runtuhnya siring drainase di Pasar Kayahan, Palangkaraya Kalteng disebabkan kencangnya arus air saat hujan lebat
Penulis: Fathurahman | Editor: Hari Widodo
Editor : Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, PALANGKARAYA - Kerusakan siring atau turap drainase primer untuk mencegah banjir dalam Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah di Kawasan Pasar Kahayan Palangkaraya, disebabkan pondasi siring tak mampu menahan kencangnya arus air saat hujan lebat, Jumat (5/2/2021) lalu.
Kepala Balai Wilayah Sungai Kalimantan II Dwi Cahyo Handono didampingi Kasatker SNVT PJSA WS. Mentaya-Katingan, WS. Barito, WS. Jelai-Kendawangan Provinsi Kalteng, Muhammad Barani , Selasa (9/2/2021) menjelaskan soal runtuhnya siring atau turap drainase primer Pasar Kahayan Palangkaraya tersebut.
Menurut, Kasatker Balai Besar Kalimantan II, Barani, hujan lebat (ekstrem) sejak sore hingga subuh, hari Jumat lalu membuat aliran air dari drainase dalam kota Palangkaraya sangat kuat, karena terjadi genangan di Mendawai 1-4.
Sedangkan turap atau siring yang dibangun di bagian dekat Sungai Kahayan hanya tanah biasa sehingga tak mampu menampung air debit besar dari kawasan Jalan Mendawai. Siring itu, ambrol hingga sekitar 50 an meter.
• Anggota Komisi IV DPRD Kalteng Soroti Siring Pasar Kahayan Kota Palangkaraya yang Ambruk
• Siring di Banjarbaru Rusak Terdampak Banjir, Dinas PUPR Sebut Biaya Perbaikan Rp 1,5 Miliar
• Siring Pesisir Muara Asamasam Tanahlaut Kian Ambles, Puluhan Rumah Rawan Hantaman Ombak
"Pintu air yang ada di Drainase Primer Pasar Kahayan hanya dari pipa paralon, sehingga ketika ada arus kencang akibat hujan lebat, menghantam bagian tersebut membuat dalam waktu lama dinding beton tersebut tak mampu menahan hingga akhirnya jebol," ujar Barani.
Sementara itu, Kepala Balai Wilayah Sungai Kalimantan II Dwi Cahyo Handono,mengungkapkan, pihaknya mengaku, tidak memperhitungkaan kekuatan arus yang sekuat tersebut, sehingga jebol.
"Tapi kami akan memperbaikinya dengan membuat gorong-gorong di bagian dindingnya.Proyek itu masih dalam tahap masa pemeliharaan, belum serahterima," ujarnya.
Ditegaskan, pemborong masih akan bertanggungjawab untuk memperbaikinya, tentu setelah nanti jika airnya sudah agak surut.
"Ini juga tentunya menjadi evaluasi dari kami karena memang kami tidak menyangkap ternyata ada saluran besar yang bisa mendorong ke arah dinding beton hingga akhirnya jebol," ujarnya. (banjarmasinpost.co.id / faturahman)
