Berita Tanahlaut
Penertiban LPG 3 Kg di Tala Dimasifkan, Petugas Temukan Rumah Makan Gunakan Belasan Tabung Sekaligus
Satpol PP dan Damkar Tanahlaut, mulai mendapati penyimpangan distribusi LPG 3 kilogram. Ada rumah makan yang menggunakan 11 Gabung LPG 3 KG sekaligus
Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Hari Widodo
Editor : Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Setelah intens bergerak ke lapangan sejak Selasa kemarin, Satpol PP dan Damkar Tanahlaut, mulai mendapati penyimpangan distribusi LPG 3 kilogram.
Tak cuma banyaknya elpiji subsidi yang kerap disebut elpiji melon tersebut beredar di kios-kios (warung). Tapi juga, adanya rumah makan yang turut menggunakan.
"Itu bukti penyimpangan distribusi karena elpiji melon hanya untuk masyarakat miskin dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)," sebut Wakil Bupati Tala Abdi Rahman, Jumat (12/2/2021) siang.
Didampingi Pelaksana Tugas Kepala Satpol PP dan Damkar Tala HM Faried Widyatmoko, Abdi menegaskan perdagangan elpiji melon bersifat tertutup yakni di pangkalan dan langsung kepada pengguna (warga yang berhak).
Baca juga: Sharing dengan Wabup Tala, Pemilik Pangkalan Minta Ada Data Penerima LPG 3 Kg
Baca juga: Demi Dapatkan LPG 3 KG, Warga Sungai Pinang Banjar Naik Perahu Tembus Banjir ke Lokasi Operasi Pasar
Baca juga: Buka Layanan Aduan BBM dan LPG 3 Kg, Disperindag Tabalong Terima Puluhan Pengaduan
Namun faktanya, cukup banyak LPG 3 yang dijual secara terbuka di kios-kios atau warung. Kini Satpol PP masih berupaya melacak dari mana mereka mendapatkan elpiji melon tersebut.
Mengenai keberadaan rumah makan yang menggunakan elpiji melon tersebut, Faried menyebut rumah makan tersebut berada di Kota Paihari.
"Tak tanggung-tanggung, elpiji melon yang digunakan untuk memasak jumlahnya hingga 15 tabung, digunakan sekaligus," papar Faried.
Pihaknya telah memintai keterangan pihak rumah makan tersebut guna melacak dari mana mendapatkan elpiji melon sebanyak itu.
"Ada dugaan ada pangkalan tertentu yang 'nakal' dan giat kami sekarang mengarah ke sana. Kami akan menindak tegas pangkalan yang nakal," tandas Faried.
Lebih lanjut ia mengungkapkan sesuai hasil penyisiran di lapangan, dari sejumlah tabung elpiji melon yang diamankan dari sejumlah pedagang pengecer, segel plastik berisi label tak ada lagi. Sebagian lagi masih utuh.
"Itu indikasi penyimpangan karena sepertnya sengaja dilepas segel itu dengan tujuan untuk menghilangkan informasi asal barang untuk mengesankan tabung kosong. Padahal masih ada isinya," papar Faried.
Dikatakannnya, pada segel plastik yang melekat (menutup) tuas ujung tabung tersebut terdapat tulisan berisi informasi nama agen penyalur.
Karenanya, ketika segel tersebut dilepas dan dibuang, otomatis tidak diketahui lagi dari agen mana elpiji melon itu berasal.
Wabup Abdi Rahman menegaskan pihaknya sangat serius menertibkan distribusi elpiji melon agar benar-benar tersalur tepat sasaran yakni kepada msyarakat miskin dan UMKM.
Baca juga: Siapkan Makanan untuk Korban Banjir Kalsel, Dapur Umum di Banjarmasin Kesusahan Cari Gas LPG 3 Kg
Baca juga: VIDEO Satpol PP dan Damkar Kabupaten Tala Amankan LPG 3 Kg dari Pengecer
Terhadap pangkalan yang terbukti melakukan penyimpangan distribusi, tindakan tegas dipastikannya bakal dinerlakukan.
"Tak cuma pada pembekuan atau pemcabutan izin usaha, tapi hingga kr ranah pidananya," tegas Abdi.
Penertiban distribusi tersebut juga bagian dari upaya untuk mengendalikan harga elpiji melon sesuai Harga Eceran Teringgi (HET) yakni Rp 19 ribu. Pasalnya sejak sekitar tiga pekan terakhir harganya melambung tinggi hingga Rp 50 ribu pada pedagang eceran. (banjarmasinpost.co.id/idda royani)