Berita Tanahlaut

Pantau Progress Penanganan Limbah Kebun Sawit di Jorong, Fakta Ini yang Ditemui Dinas LH Tala

DPRKPLH Tanahlaut kembali turun ke lokasi luapan limbah kebun sawit di Jorong

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Hari Widodo
banjarmasinpost.co.id/idda royani
PANTAU - Rombongan DPRKPLH Tala bersama pihak Kecamatan Jorong dan manajemen PT CPKA melakukan pemantauan pembikinan tanggul, Jumat (12/3) siang. 

Sebenarnya, di dekat tumpukan janjangan tersebut telah ada kolam untuk menampung air tirisan.

Namun, ukurannya kecil sehingga saat hujan deras pertengahan Februari lalu meluber (overload) mengalir ke area kolam di bagian belakang.

Akhirnya terlimpah ke lahan masyarakat dan mengalir ke sungai Jorong.

"Jadi itu limbah kebun dari tirisan air di tumpukan janjangan kosong. Bukan limbah pabrik. Kalau limbah pabrik aman karena langsung diolah menjadi pupuk cair organik," jelas Adi.

Meski begitu kepada manajemen CPKA, Adi tetap mengingatkan agar terus memaksimalkan upaya penanganan limbah kebun (janjangan) agar peristiwa serupa tak terulang. 

Kolam penampung air tirisan janjangan maupun waduk penampungan yang berdekatan dengan lahan warga, mesti dinaikkan lagi kapasitas tampungnya. Pasalnya, kini curah hujan bisa cukup ekstrem seperti beberapa pekan lalu. 

"Dulu, paling tinggi hanya 200 milimeter per hari, sekarang sampai 400 milimeter. Artinya, pihak perusahaan mesti mengantisipasi hal itu," sebut Adi. 

Kapasitas tampung kolam/waduk mesti dinaikkan menjadi dua kali lipat dari kondisi yang ada sekarang.

"Ini sangat penting agar jika terjadi hujan deras berintensitas tinggi, tidak akan meluap lagi," tandas Adi.

Manager Mill PT CPKA Robert Tampubolon mengamini seluruh saran tersebut.

"Kami akan laksanakan semuanya karena kami pun juga tak mau ada persoalan lingkungan," ucapnya.

Ia mengatakan persoalan limbah kebun yang terjadi pertengahan Februari lalu juga ada hikmahnya.

"Kolam di area belakang yang kemarin sempat meluber akan kami jadikan waduk keempat, segera kami keruk dan tanggul kelilingnya dibikin setinggi sekitar enam meter sehingga tak akan meluap lagi," sebutnya.

Baca juga: Desa Muning Baru Gunakan Alat Pengolah Limbah WC Cegah Pencemaran Air Rawa

Air di waduk keempat itu, lanjut Robert, juga akan diolah menjadi sumber air untuk pabrik CPO.

"Selama ini kami membeli air dari luar, cost-nya lumayan besar juga. Nah, nanti air di waduk itu kami olah," tandasnya.

Penanganan janjangan kosong juga dikatakannya akan ditangani lebih maksimal agar air tirisan tak sampai melualp dan mengalir ke waduk keempat tersebut. (Banjarmasinpost.co.id/idda royani)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved