Ramadhan 1442 H
Menggabung Membayar Qadha Ramadhan 1442 H dengan Puasa Sunnah, Berikut Penjelasannya
Banyak yang masih bertanya, apakah boleh mengerjakan puasa sunnah digabung dengan mengqodho (mengganti) Puasa Ramadhan.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Banyak yang masih bertanya, apakah boleh mengerjakan puasa sunnah digabung dengan mengqodho (mengganti) Puasa Ramadhan.
Memasuki Syakban misalnya. Pertengahan Bulan Syakban ada amalan puasa pada pertengahan bulan.
Lantas bagaimana jika ingin menggabung Puasa Sunnah dengan Qadha Puasa Ramadhan?
Wakil Sekretaris PWNU DIY Ustaz Muhajir mengatakan, untuk menggabungkan dua puasa antara puasa sunnah dan qadha puasa Ramadhan ada dua hukumnya dalam Islam. Yang diperbolehkan yaitu mengqadha puasa yang hukumnya sunah dengan sunah.
Baca juga: Selain Setiap Hari, Ini Niat Puasa Ramadhan 1442 H untuk Satu Bulan
Baca juga: Besok 1 Syakban, Ini Amalan Dianjurkan Ustadz Abdul Somad Jelang Ramadhan 1442 Hijriah
"Yang diperbolehkan yaitu mengqadha puasa yang hukumnya sunah dengan sunah. Sedangkan puasa wajib seperti Ramadhan dilarang untuk menggabungkannya," jelasnya kepada Tribunjogja.com, pada Selasa (11/08/2020).
Pendapat Ustaz Muhajir pun diperjelas dalam fatwa Syabakah Islamiyah:
فإن من عليه صيام واجب من قضاء رمضان، أو من كفارة، أو نحو ذلك، فلا يصح له أن يجمعه مع صوم التطوع بنية واحدة، لأن كلاً من الصوم الواجب وصوم التطوع عبادة مقصودة مستقلة عن الأخرى، ولا تندرج تحتها، فلا يصح أن يجمع بينهما بنية واحدة
Artinya: ”Orang yang melaksanakan puasa wajib, baik qadha ramadhan, puasa kaffarah, atau puasa lainnya, tidak sah untuk digabungkan niatnya dengan puasa sunah. Karena masing-masing, baik puasa wajib maupun puasa sunah, keduanya adalah ibadah yang harus dikerjakan sendiri-sendiri. Dan puasa sunah bukan turunan dari puasa wajib. Sehingga tidak boleh digabungkan niatnya.” (Fatawa Syabakah Islamiyah, no. 7273)

Hal serupa pun, dijelaskan Mazhab Hambali yang lebih keras dalam menghukumi hal ini.
Para ulama mazhab ini menyatakan haram hukumnya mendahulukan puasa sunah sementara masih punya utang puasa wajib.
Dasarnya adalah hadis riwayat Ahmad dari Abu Hurairah RA:
Siapa yang berpuasa sunah namun ia masih memiliki tanggungan puasa Ramadan (yang harus di-qadha), puasa sunah tidak diterima sampai ia menyelesaikan puasa wajibnya."
Baca juga: Daftar Amalan di Bulan Syaban 2021 dan Jadwal 1 Syaban 1442 H, Niat Puasa dan Jelang Ramadhan 1442 H
Namun, ada juga beberapa kalangan yang berpendapat menyatakan boleh menggabungkan puasa sunah dengan wajib kecuali puasa 6 hari pada bulan Syawal.
Seperti yang dijelaskan Imam Ibnu Utsaimin:
من صام يوم عرفة ، أو يومعاشوراء وعليه قضاء من رمضان فصيامه صحيح ، لكن لو نوى أن يصوم هذا اليوم عن قضاء رمضان حصل له الأجران : أجر يوم عرفة ، وأجر يوم عاشوراء مع أجر القضاء ، هذا بالنسبة لصوم التطوع المطلق الذي لا يرتبط برمضان
Artinya : ”Orang yang melakukan puasa hari arafah, atau puasa hari asyura, dan dia punya tanggungan qadha ramadhan, maka puasanya sah. Dan jika dia meniatkan puasa pada hari itu sekaligus qadha ramadhan, maka dia mendapatkan dua pahala: (1) Pahala puasa arafah, atau pahala puasa Asyura, dan (2) Pahala puasa qadha. Ini untuk puasa sunah mutlak, yang tidak ada hubungannya dengan ramadhan.” (Fatawa as-Shiyam, 438).
Diperbolehkannya menggabungkan puasa sunah dan wajib pun dijelaskan dalam fatwa Nur ’ala ad-Darbi:
وأما إذا أراد أن يصوم هذا الواجب حين يشرع صومه من الأيام كصيام عشرة ذي الحجة وصيام عرفة وصوم عاشوراء أداء للواجب فإننا نرجو أن يثبت له أجر الواجب والنفل لعموم قول الرسول عليه الصلاة والسلام لما سئل عن صوم يوم عرفة قال (احتسب على الله أن يكفر السنة التي قبله والسنة التي بعده) فأرجو أن يحقق الله له الأجرين أجر الواجب وأجر التطوع وإن كان الأفضل أن يجعل للواجب يوماً وللتطوع يوم آخر
Artinya : "Ketika ada orang yang hendak puasa wajib (qadha), bertepatan dengan puasa sunah, seperti puasa 10 hari pertama dzulhijjah, atau puasa arafah, atau puasa asyura, sekaligus puasa wajib, kami berharap dia mendapatkan pahala puasa wajib dan puasa sunah. Berdasarkan makna umum dari sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau ditanya tentang puasa arafah, ’Saya berharap kepada Allah, agar puasa ini menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang."
Baca juga: Jelang Ramadhan 2021, Pelajari Tips Menjaga Kesehatan Tubuh Saat Puasa Ramadhan 1442 H Berikut Ini
Hal yang sama juga difatwakan oleh Lajnah Daimah (Lembaga Fatwa Arab Saudi), ketika ditanya tentang menggabungkan niat puasa sunah dan puasa wajib
يجوز صيام يوم عرفه عن يوم من رمضان إذا نويته قضاء ، وبالله التوفيق
Artinya: ”Boleh puasa hari arafah, sekaligus untuk puasa qadha, jika dia anda meniatkannya untuk qadha. Wa billahi at-Taufiq.” Fatawa Lajnah Daimah, ditanda tangani oleh Imam Abdul Aziz bin Baz, (10/346).
Untuk menyikapi perbedaan dari kalangan tersebut, Ustaz Munawir menjelaskan, apabila ditemui perbedaan pendapat dari kalangan ulama.
Maka, sebagai umat muslim diperbolehkan memilih seusia kepercayaannya.
"Ya, ketika adanya perbedaan pendapat hendak disikapi dengan memilih sesuai kepercayaan saja. Karena sesungguh yang Maha benar itu hanya milik Allah SWT," jelasnya.
Puasa Tasua dan puasa Asyura
Terdapat dua amalan puasa sunnah dalam bulan Muharram yakni Puasa Asyura dan Puasa Tasua.
Puasa tasu’a adalah puasa sunah yang dilakukan pada tanggal 9 Muharram.

Berikut bacaan niat Puasa Tasua:
نَوَيْتُ صَوْمَ فِيْ يَوْمِ تَاسُوْعَاء سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
(Nawaitu shouma fii yaumi taasuu’aa’ sunnatan lillaahi ta’aalaa)
Artinya: saya niat puasa sunah tasu’a sunah karena Allah Ta’ala.
Selanjutnya menunaikan Puasa Asyura yang dilaksanakan pada 10 Muharram.
Keutamaan puasa Asyura adalah dapat menggugurkan dosa setahun yang lalu.
Dosa yang dimaksud adalah dosa-dosa kecil, karena dosa besar hanya dapat dihapuskan dengan bertaubat.
Hal ini sesuai dengan hadis berikut:
عَنْ اَبِى قَتَادَةَ اَنَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: صَوْمَ يَوْمَ عَرَفَةَ يُكَفِّرُ سَنَتَيْنِ مَاضِيَةً وَمُسْتَقْبِلَةً وَصَوْمُ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ يُكَفِّرُ سَنَةً مَاضِيَةً
Artinya: Dari Abu Qatadah ra. bahwa rasulullah saw bersabda: "Puasa pada hari arafah dapat menghapus dosa selama dua tahun, yaitu tahun yang berlalu dan tahun yang akan datang. danpuasa pada hari Asyura menghapuskan dosa tahun yang lalu." (H.R jamaah kecuali Bukhari dan Tirmidzi)
Baca juga: AWAL Ramadhan 2021 Menurut Muhammadiyah, Apakah Pemerintah Sepakat 1 Ramadhan 1442 H 13 April 2021?
Puasa Ayyamul Bidh
Dikutip dari Buku Pintar Panduan Lengkap Ibadah Muslimah oleh Ust.Muh.Syukron Maksum, berikut beberapa keutamaan menjalankan Puasa Ayyamul Bidh:
1. Laksana Puasa Sepanjang Masa
Ada nilai penting dari puasa sunah tiga hari dalam sebulan, yakni laksana puasa sepanjang masa.
Cukup berpuasa setiap tanggal 13, 14 dan 15 setiap bulannya, maka nilainya sama dengan berpuasa sepanjang hidup kita.
Sebagaimana yang diisyaratkan Rasulullah SAW dalam sebuah hadis:
"Puasa tiga hari setiap bulan, bagaikan puasa selama hidup (sepanjang masa)." (Mutafaq alaih).
Abu Dzar pernah diberi anjuran oleh Rasulullah SAW untuk melaksanakan puasa ini, sambil mengingatkan akan pahala yang didapatkan.
Pahala tersebut adalah seperti puasa terus-menerus dalam hidupnya.
Sebagaimana cerita Abu Dzar Al Ghiffari berikut ini:
"Kami diperintah oleh Rasulullah SAW agar berpuasa sebanyak tiga kali di setiap bulan yakni pada hari-hari cemerlang: tanggal 13 14 dan 15. Sabdanya, bahwa puasa itu seperti puasa sepanjang masa." (HR. Nasa'i).
Baca juga: JALANG 1 Ramadhan 2021, Puan Berharap Masyarakat Dapat Kembali Shalat Tarawih di Ramadhan 1442 H
2. Memenuhi Wasiat Rasulullah
Umat Islam adalah kesayangan Allah dan juga Rasulullah,.
Betapa banyak bentuk kasih sayang Rasulullah pada umat Muslim berupa petunjuk dan ajuran menuju kebaikan.
Seperti anjuran dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim dan yang kedua oleh Muslim, Abu Hurairah dan Abu Darda':
"Junjunganku Rasulullah SAW berpesan kepadaku akan tiga hal yang jangan sampai ditinggalkan selama hidup, yaitu berpuasa tiga hari setiap bulan, shalat Dhuha dua rakaat dan shalat witir dua rakaat sebelum tidur."
Kedua orang sahabat Rasulullah tersebut diberi pesan yang berlaku bagi seluruh umat, seakan-akan beliau bersabda:
"Umat-umatku, laksanakan 3 hal sepanjang hidup kalian setiap harinya, tanpa boleh lupa, yaitu puasa 3 hari dalam sebulan, shalat Dhuha, dan shalat witir sebelum tidur."
Seakan Beliau menyatakan bahwa dengan melaksanakan ketiga hal tersebut, akan banyak keutamaan dan keuntungan yang akan kita dapatkan.
Selain itu, ada pesan Rasulullah SAW kepada Abu Qatadah bin Milhan ra:
"Adalah Rasulullah SAW menyuruh kita berpuasa pada hari-hari putih, yaitu tanggal 13. 14 dan 15 setiap bulan." (HR. Abu Daud).

3. Mengikuti Kebiasaan Rasulullah
Rasulullah SAW tak hanya menganjurkan sahabat dan umatnya untuk berpuasa 3 hari dalam sebulan.
Beliau juga menjalankannya sepanjang hidup.
Ini merupakan salah satu akhlak utama Rasulullah yang tak hanya memerintahkan namun beliau sendiri merupakan pelaku utama dari perintah tersebut.
4. Dilaksanakan Baik di Rumah atau Berpergian
Bukti komitmen Rasulullah akan puasa tanggal 13, 14 dan 15 ini adalah beliau tak pernah meninggalkannya dalam kondisi apapun baik sedang di rumah maupun saat berpergian.
Seperti cerita Ibnu Abbas ra:
"Rasulullah SAW tidak pernah berbuka pada hari-hari putih, baik beliau sedang di rumah atau dalam perjalanan." (HR.Nasa'i).
Ini membuktikan bahwa penting dan utamanya puasa ini, hingga beliau tak ingin melewatkannya dalam kondisi apapun.
Bacaan Niat Puasa Ayyamul Bidh
نَوَيْتُ صَوْمَ اَيَّامَ اْلبِيْضِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu sauma ayyaamal bidh sunnatan lillaahi ta'ala
Artinya: "Saya berniat melakukan puasa pada hari-hari putih, sunah karena Allah ta'ala."
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul bolehkah-menggabung-puasa-sunnah-dengan-qadha-puasa-ramadhan-begini-penjelasannya