Berita Tanahlaut

Pasokan Elpiji Melon di Pelaihari Berlimpah, Kalangan Pangkalan Justru Mengeluh Kesulitan ini

Meski pasokan elpiji melon di Pelaihari kini berlimbah, muncul kesulitan lain bagi pemilik pangkalan, karena stok elpiji menumpuk

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Eka Dinayanti
banjarmasinpost.co.id/roy
Salah satu owner pangkalan elpiji melon di Pelaihari mengutarakan uneg-unegnya di hadapan Wabup Tala Abdi Rahman, Senin (5/4) sore. 

Editor: Eka Dinayanti

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Penataan distribusi niaga liquified petroleum gas tiga kilogram (elpiji melon) yang dilakukan Tim Pengawasan dan Penertiban (Timwastib) Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), membuahkan hasil.

Tidak ada lagi elpiji subsidi itu yang kini dijual eceran di warung/kios.

Distribusinya telah tertata sesuai mekanismenya yakni dari pangkalan kepada pengguna yang berhak yakni masyarakat miskin dan UMKM.

Harganya pun sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang berlaku di Tala yakni Rp 19 ribu.

Kendati pun lebih, namun tak seberapa dan sifatnya sukarela dari pembeli.

Baca juga: Tuntaskan Penataan Distribusi Elpiji Melon, Pemkab Tala Senang Dikawal DPD RI

Baca juga: Terbitkan Kartu Kendali, Disperindag Tabalong Terus Pantau Pangkalan Elpiji 3 Kg

"Ikhlas saja digenapkan jadi Rp 20 ribu. Memang kan kadang susah juga nyiapkan kembalian Rp 1.000. Terpenting barangnya ada terus, tak masalah lebih sedikit. Bayar parkir saja Rp 2.000," ucap Darlan, warga Pelaihari, Rabu (7/4/2021).

Ia mengaku senang karena sekarang sangat mudah mendapatkan elpiji melon.

Keadaannya kini jauh berbeda dibanding beberapa bulan silam yang kerap seret di pangkalan dan ketika membeli eceran di kios harganya melambung berlipat ganda.

Berlimpahnya ketersediaan elpiji melon juga terungkap pada dialog penyaluran gas elpiji di aula kediaman dinas Wakil Bupati Tala Abdi Rahman di kawasan Jalan Antasari, Pelaihari, Senin sore kemarin.

Sejumlah pangkalan yang datang semuanya mengutarakan sulitmya sekarang menghabiskan (menjual) pasokan elpiji melon dari agen.

Baca juga: Pelaku Pembacokan 3 Warga Kabupaten HST Masih Dirawat, Bakal Diperiksa Kejiawaannya

Baca juga: Dinas Perhubungan Kabupaten HSU Persiapkan Pembersihan Sungai

Sementara itu hendak menjual ke luar wilayah distribusi takut dirazia Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).

"Kalau dulu beberapa jam saja sudah habis. Sekarang ini hingga datang lagi pasokan dari agen, kiriman terdahulu saja belum habis," ucap H Asran, pangkalan dari Desa Panggungbaru, Kecamatan Pelaihari.

Di sisi lain, pangkalan tidak boleh menolak pasokan dari agen sesuai kuota yang telah disepakati.

Akhirnya, pangkalan pun harus membeli lagi tabung baru sehingga menjadi beban baru.

Kondisi lebih memiriskan dialami pangkalan yang berada di lingkungan permukiman yang rata-rata penghuninya ASN atau TNI/Polri.

Serapan makin rendah karena Timwastib Elpiji Melon Tala melarang kalangan ASN dan anggota TNI/Polri menggunakan elpiji melon.

Baca juga: Banjir Ancam Banjarmasin, Pasang Air Laut Kini Rendam Jalan, Tertinggi Diprediksi Pada Awal Mei 2021

"Kalau dulu sehari diumumkan lewat grup WA barang akan datang, sehari sebelumnya sudah pada nyetor tabung kosongnya. Sekarang, tiga hari baru direspons. Malah kadang sehari cuma terjual dua tabung," keluh pangkalan di kawasan Matah.

Mereka berharap Pemkab Tala melalui Timwastib membantu mengatasi persoalan tersebut.

Misalnya mengizinkan kembali kalangan ASN atau anggota TNI/Polri menggunakan elpiji melon.

Termasuk bagi kalangan pemilik usaha warung makan seperti warung seafood dan sejenisnya.

Pasalnya selama ini kalangan itulah yang cukup banyak menyerap elpiji melon.

Termasuk para pedagang keliling seperti pedagang pentol migran (merantau) dari daerah lain yang mencari nafkah di Tala namun bukan warga Tala.

Sejak adanya penertiban dari Timwastib, pihak pangkalan tak berani melepas elpiji melon kepada mereka karena diharuskan hanya menjual kepada warga Tala (waega miskin) yang berada di wilayah distribusi atau di sekitar pangkalan.

Mereka juga meminta kepada Timwastib Tala untuk mengomunimasikan dengan pihak agen agar pendistribusian elpiji melon kepada pangkalan yang berada di satu lokasi agar dibedakan waktunya.

Ini guna mengurangi penumpukan elpiji melon.

Hal itu terutama terhadap keberadaan sejumlah pangkalan yang berada pada satu wilayah desa atau kelurahan.

Jumlah pangkalan di Kecamatan Pelaihari cukup banyak yakni hingga 86. Padahal jumlah desa di Pelaihari hanyan15 plus lima kelurahan.

(Banjarmasinpost.co.id/roy)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved