Berita Tala
Puluhan Ribu Benih Ikan Ditabur di Dua Tempat di Tanah Laut, Begini Harapan Bupati
Populasi ikan air tawar khas Kalimantan Selatan (Kalsel) mendapat perhatian khusus Pemerintah Kabupaten Tanah Laut (Tala). Terutama ikan gabus atau le
Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Edi Nugroho
Editor: Edi Nugroho
BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Populasi ikan air tawar khas Kalimantan Selatan (Kalsel) mendapat perhatian khusus Pemerintah Kabupaten Tanah Laut (Tala). Terutama ikan gabus atau lebih familiar disebut iwak haruan.
Upaya yang dilakukan di antaranya restocking atau penaburan kembali benih ikan. Kegiatan ini dilakukan secara bertahap dari waktu ke waktu guna mengamankan populasi ikan lokal.
Puluhan ribu benih ikan juga baru saja ditaburkan ke kolam di dua tempat berbeda. Pertama, di Danau Bom, Kelurahan Pelaihari, Kecamatan Pelaihari. Kedua, ditaburkan di Desa Sarikandi di Kecamatan Kurau.
Pada Kamis pekan kemarin puluhan ribu benih tersebut ditaburkan di kolam di dua lokasi tersebut. Benih ikan itu berasal dari Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislakan) Pemerintah Provinsi Kalsel.
Baca juga: Bupati Tala Tampil Mengesankan Jadi Narasumber Program Bergengsi di Jakarta
Baca juga: Sukseskan Pendataan Keluarga, Terungkap Fakta Mencengangkan ini Pada Bupati Tala
Baca juga: Kasus Covid-19 di Tanahlaut Melonjak, Bupati Tala Sebut Acara Keramaian Abaikan Protokol Kesehatan
Baca juga: Bupati Tala Sukamta Rencanakan Lelang Beberapa Jabatan Strategis Yang Masih Lowong
"Semoga terus dilanjutkan penaburan benih ikan haruannya karena makin sulit sekarang mencarinya. Harganya juga mahal," ucap Suni, warga Pelaihari, Selasa (20/4/2021).
Penaburan benih ikan itu sekaligus bertujuan untuk mengendalikan inflasi di Kalsel. Pasalnya, ikan haruan merupakan penyebab inflasi terbesar di Kalimantan Selatan.
"Ada 33 ribu benih iwak haruan yang ditebar di dua tempat yaitu di kawasan Danau Bom sebanyak 15 ribu ekor dan Desa Sarikandi Kecamatan Kurau sebanyak 18 ribu ekor," sebut Kamta.
Melaui penebaran benih ikan tersebut, Sukamta berharap inflasi yang dipicu iwak haruan di Tala dapat terkendali. Dengan begitu, harga beli iwak haruan tidak terlampau tinggi.
"Selera kita sudah sangat familiar dengan iwak haruan. Selain memiliki banyak manfaat iwak haruan juga memiliki rasa yang nikmat dan berkaitan erat dengan beberapa menu makanan khas Kalsel," sebutnya.
Dikatakannya, jangan sampai ke depannya iwak haruan menjadi lauk yang langka. "Inilah upaya kita dalam melestarikan keberadaan iwak haruan di Kabupaten Tala," tandasnya.
Orang nomor satu di Bumi Tuntung Pandang ini mengimbau masyarakat agar tidak menangkap iwak haruan dengan cara yang tidak disarankan serta dapat merusak ekosistem kehidupan bawah air.
"Silahkan tangkap iwak haruan dengan cara memancing (meunjun). Jangan dengan cara dijala atau mengalirkan listrik (disetrum)," ucap Sukamta.
Ia mengatakan meunjun adalah cara paling aman mencari kan. "Mari kita saling menjaga dan saling mengingatkan agar kelestarian iwak haruan dan jenis ikan sungai lainnya dapat terus kita nikmati manfaat, rasa dan sisitannya," tandasnya.
Benih ikan tersebut ditebar oleh Sukamta bersama Kepala Dislakan Provinsi Kalsel diwakili Hariyadi Noor, kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Tala Rizayadi serta Lurah Pelaihari M Hidayatullah. (aol)
