Berita Bantul

Sate Maut di Bantul Positif Mengandung Racun C, Biasa Ada dalam Potas dan Racun Tikus

Terungkap jenis racun sate maut di Bantul yang telah menewaskan seorang bocah di Bantul, Yogyakarta.

tribunnews.
Ilustrasi sate. Pengojek online Bandiman menunjukkan foto anaknya yang tewas usai santap sate beracun. 

Editor : Anjar Wulandari

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANTUL - Akhirnya terungkap jenis racun yang terkandung dalam sate yang telah menewaskan seorang bocah di Bantul, Yogyakarta.

Ternyata sate maut itu positif mengandung racun jenis C. Racun jenis ini biasanya terdapat dalam potas dan racun tikus.

Sampai saat ini, motif dan pelaku yang memberikan racun pada sate itu masih terus diselidiki kepolisian.

Diketahui, seorang bocah berusia delapan tahun, Naba Faiz Prasetya, yang merupakan anak pengemudi ojek online meregang nyawa setelah menyantap paket sate maut.

Sate itu sebelumnya adalah orderan offline yang diterima sang ayah, Bandiman.

Baca juga: Sate Maut di Bantul Salah Sasaran? Ciri-ciri Perempuan Misterius Pengirimnya Mulai Diketahui

Baca juga: Kebakaran Lahan Kalteng, Terbanyak Terjadi di Bulan April 2021 Sebanyak Tujuh Kali

Kini hasil pemeriksaan laboratorium terhadap sampel makanan tersebut telah diserahkan secara resmi ke Polisi.

Diketahui sampel tersebut diperiksa oleh Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Dari hasil pemeriksaan laboratorium, paket sate maut yang diberikan oleh seorang wanita muda tersebut positif mengandung racun jenis C.

Kasat Reskrim Polres Bantul, AKP Ngadi mengatakan racun tersebut terdapat dalam bumbu kacang dari sate.

"(Hasil pemeriksaan laboratorium) sudah keluar hari ini, tetapi bentuk fisiknya belum kami terima. Hasilnya positif mengandung racun, jenisnya C. Ada di bumbunya,"katanya, Kamis (29/04/2021).

Ia enggan menjelaskan secara spesifik racun tersebut. Hanya saja AKP Ngadi menyebut racun tersebut mudah didapatkan.

"Racun mudah didapatkan, bentuknya bisa cair bisa padat. Di apotas ada, di racun tikus juga ada,"sambungnya.
Dengan keluarnya hasil pemeriksaan makanan tersebut, pihaknya akan berkoordinasi dengan Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Yogyakarta agar hasil fisik pemeriksaan bisa segera dikirimkan. Sehingga bisa bahan penyelidikan lebih lanjut.

Selain itu, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Kejaksaan Negeri Bantul terkait perlu tidaknya autopsi.

"Untuk autopsi kami berkoodinasi dengan kejaksaan. Apakah sudah cukup dengan hasil pemeriksaan makanan atau perlu autopsi. Untuk autopsi perlu bedah makam,"ujarnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved