Agresi Israel ke Palestina
Iran Dituding Mainkan Peran Kunci di Konflik Israel Palestina, Bantu Persenjataan Kelompok Hamas
Kemajuan signifikan teknologi persenjataan kelompok perlawanan Palestina di Jalur Gaza terhadap Israel diyakini ada peran Iran.
Editor : Anjar Wulandari
BANJARMASINPOST.CO.ID, GAZA - Konflik Israel dengan Palestina kian memanas. Meskipun kalah jauh dari sisi kekuatan persenjataan dan pasukan, namun kelompok militan Palestina masih dapat memberikan pukulan telak pada seterunya itu.
Kemajuan signifikan teknologi persenjataan kelompok perlawanan Palestina di Jalur Gaza ini diakui oleh Analisis intelijen Barat. Hal itu memungkinkan Palestina menyerang Israel lebih jauh ke dalam. Tak hanya Tel Aviv dan Lod, bahkan mendekati Yerusalem.
Menyoal kekuatan yang dimiliki Palestina itu, sorotan pun mengarah pada negara tetangga, Iran.
Dilansir dari The Sun pada Sabtu (15/5/2021), pejabat intelijen Barat meyakini Iran telah memainkan peran kunci dalam konflik Palestina dan Israel. Iran diduga kuat telah membantu mengembangkan senjata Hamas, kelompok militan Palestina.
Di mata Amerika, Israel dan sekutunya, Iran pun dianggap sebagai sponsor teror di Timur Tengah. Berbagai sanksi dijatuhkan Paman Sam Cs kepada negeri Mullah tersebut.
Baca juga: Kibarkan Bendera Palestina, Aksi Bella Hadid Saat Turun ke Jalan Tentang Serangan Israel Terekam
Baca juga: Indonesia Kutuk Serangan Israel ke Palestina, Jokowi: Agresi Israel harus dihentikan
Hal ini sangat berbanding terbalik dengan Arab Saudi, Qatar, UEA, dan sejumlah sekutu AS di kawasan tersebut. Di bidang militer misalnya, Amerika Serikat "memberikan" persenjataan kelas 1 kepada mereka. Mulai F-15 untuk Arab Saudi hingga jet tempur siluman F-35 kepada UEA.
Kembali ke Iran, bukan rahasia jika Iran jualah yang menjadi penyandang dana dan persenjataan milisi Hizbullah di Lebanon. Milisi yang kekuatannya jauh di atas Angkatan Bersenjata Lebanon.
"Bantuan Iran kepada kelompok milisi di Gaza telah menghasilkan peningkatan signifikan dalam hal jangkauan, keakuaratan, serta tingkat kerusakan yang ditimbulkan," kata ujar pejabat intelijen Barat yang tak bersedia disebut namanya, seperti dilaporkan kembali The Sun, Minggu (16/5/2021).
Dia yakin para pakar Hamas berkunjung secara rutin ke Iran dan mendapat pelatihan memproduksi dan mengoperasikan sistem persenjataan canggih. Kunjungan tersebut mencakup pemeriksaan fasilitas produksi roket milik Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).
Iran selama ini dikenal sebagai negara yang secara terbuka mendukung Palestina. Meski secara ideologi memiliki perbedaan. Iran adalah negara dengan mayoritas umat Islam Syiah. Sementara penduduk Palestina merupakan muslim Sunni.
Kelompok Hamas secara historis mengandalkan roket Qassam jarak pendek, yang memiliki jangkauan sekitar 6 mil (9,6 km) untuk menyerang Israel.
Namun dalam serangan ke Israel terbaru, Hamas telah menggunakan roket jarak menengah dengan jangkauan 25 mil, serta roket M-75 dan J-80 dengan jangkauan yang lebih jauh, yaitu antara 50-60 mil (80,5 km - 96,5 km).
Komandan senior dari kelompok Hamas diyakini telah melakukan kunjungan rutin ke Iran, di mana mereka telah menjalani pelatihan dalam produksi dan pengoperasian sistem senjata canggih.
Kunjungan tersebut diyakini juga meliputi pemeriksaan fasilitas produksi roket yang dikendalikan oleh Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC).
