Gempa di Pandeglang
Gempa di Pandeglang 23 Mei 2021, Warga di Pasar Ikan Langsung Berhamburan
Gempa di Pandeglang terjadi pukul 10.48. dan pukul 10.50 WIB, Minggu (23/5/2021). BMKG menyebut gempa di Pandeglang berada di kedalaman 10 kilometer
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, pusat gempa berada di 57 km sebelah tenggara Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan, pihaknya telah menerima laporan kerusakan sejumlah bangunan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD Jawa Timur akibat gempa tersebut.
Selain kerusakan bangunan, BNPB juga menerima laporan bahwa gempa tersebut mengakibatkan satu orang warga luka berat dan satu orang warga luka ringan.
"Hingga saat ini, BNPB terus melakukan koordinasi dan memonitor penanganan pascagempa di wilayah Jawa Timur," kata Raditya dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Sabtu (22/5/2021) pagi.
Raditya menambahkan, pihaknya masih terus memantau dan menggali informasi terkait perkembangan dampak gempa berdasarkan informasi yang dihimpun BPBD setempat.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur menyebutkan, akibat gempa Blitar tersebut, sejumlah rumah warga dan fasilitas umum di Jatim mengalami kerusakan dengan tingkat bervariasi.
BMKG menyebutkan, gempa bumi terjadi pada Jumat (21/5/2021) pukul 19.09.23 WIB.
Episenter gempa terletak di laut pada jarak 57 kilometer arah tenggara Kabupaten Blitar, Jawa Timur, pada kedalaman hiposenter 110 kilometer.
Dalam informasi pendahuluan, BMKG menyebutkan gempa tersebut berkekuatan 6,2. Informasi itu kemudian diperbarui bahwa magnitudo gempa adalah 5,9.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, gempa tersebut berjenis gempa menengah.
Gempa terjadi akibat adanya deformasi di Zona Benioff, yaitu bagian slab lempeng samudra (Indo-Australia) yang sudah tersubduksi dan menukik di bawah lepas pantai selatan Jawa Timur.
"Gempa ini bukan gempa megathrust karena pusatnya berada di kedalaman menengah di bawah, cukup jauh (dari) bidang kontak kuncian antar lempeng," kata Daryono dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (22/5/2021) pagi.
Daryono menyebutkan, gempa itu memiliki mekanisme sumber yang merupakan kombinasi antara sesar geser dan sesar naik yang dominan, atau disebut oblique thrust fault.
"Karena hiposenternya berada di kedalaman menengah maka gempa ini memiliki spektrum guncangan dalam wilayah yang luas, hingga Lombok di timur dan Cilacap di barat," imbuhnya.
Daryono mengatakan, berdasarkan hasil pemodelan BMKG, gempa berkekuatan 5,9 itu tidak berpotensi tsunami.