Mata Uang Digital Bitcoin
Sejarah Mata Uang Digital Bitcoin dan Cara Kerjanya, Kini Hampir Tembus 40 Ribu Dollar AS Per Keping
Harga Bitcon terus melejit mendekati 40 ribu dollar AS per keping. Begini sejarah Bitcoin dan cara kerjanya
Penulis: Mariana | Editor: Anjar Wulandari
Editor : Anjar Wulandari
BANJARMASINPOST.CO.ID - Cryptocurrency atau mata uang kripto perlahan tapi pasti mulai dikenal oleh sebagian investor di Indonesia. Salah satu yang paling populer adalah bitcoin.
Nilainya kini bahkan mendekati 40 ribu dollar AS per keping.
Belakangan ini Bitcon ramai diperbincangkan setelah Elon Musk, CEO perusahaan Tesla Inc ikut menyatakan dukungannya lewat akun Twitter.
Elon Musk dalam cuitannya tersebut menyebutkan, mobil listrik Tesla menerima pembeliaan dengan Bitcoin.
Mata uang kripto alias cryptocurrency itu terpantau naik 8,55 persen pada Senin (14/6/2021).
Baca juga: Harga Bitcoin Makin Kinclong, Per Keping Kini Senilai Rp 552,76 Juta, Gegara Elon Musk?
Baca juga: Susul El Salvador, Paraguay Juga Bakal Pakai Bitcoin Sebagai Alat Transaksi, IMF Beri Peringatan
Harga mata uang kripto populer itu kembali menguat setelah sempat tertekan dalam beberapa hari terakhir.
Dikutip dari Coinmarketcap.com via kompas.com, Senin (14/6/2021), harga Bitcoin naik 8,55 persen menjadi sekitar 38.927 dollar AS per keping.
Jika menggunakan kurs Rp 14.200 per dollar AS, angka itu senilai Rp 552,76 juta.
Sementara itu, mengutip laman resmi jual-beli Bitcoin di Indonesia, Bitcoin.co.id, transaksi Bitcoin bisa dilakukan dan dilindungi.
Lantas apa sebenarnya Bitcoin itu?
Berikut penjelasan yang dilansir dari Bitcoin.co.id.
Bitcoin adalah salah satu jenis Cryptocurrency yang pertama kali diciptakan.
Sementara cryptocurrency atau aset kripto adalah sebuah mata uang digital yang diciptakan di atas teknologi Blockchain dan dapat digunakan sebagai alat tukar.

Sementara itu, Blockchain merupakan sistem database berupa rangkaian blok yang berisi informasi digital dengan karakter sebagai berikut:
1. Data identik disimpan di banyak server atau disebut juga nodes.
2. Data tidak dapat diedit atau dihapus.
3. Data hanya dapat ditambahkan.
4. Blok yang satu terhubung dengan blok sebelum dan sesudahnya secara kriptografik.
Bitcoin harus disimpan dalam sebuah dompet Bitcoin.
Dompet aset kripto adalah tempat di mana bisa menyimpan saldo Bitcoin secara aman dan efisien.
Ada berbagai macam dompet Bitcoin yang dapat digunakan dan di-install di PC/Laptop, smartphone, tablet atau di cloud.
Dalam transaksi Bitcoin, alamat Bitcoin menjadi wajib dan penting untuk diketahui.
Agar bisa melakukan transaksi dan transaksi berjalan sesuai keinginan.
Alamat Bitcoin adalah sebuah tanda pengenal sekaligus tempat yang mana bisa menerima Bitcoin.
Selain itu menerima, alamat Bitcoin juga dibutuhkan untuk mengirimkan Bitcoin ke sebuah alamat Bitcoin.
Baca juga: Harga Bitcoin Terus Menanjak Menuju US$ 40.000, Trader Acuhkan Sentimen Negatif dari China
Baca juga: Bitcoin Bakal Jadi Alat Pembayaran Sah, Negara El Savador Siapkan Payung Hukum dan Infrastruktur
*Awal Sejarah Bitcoin
Sebelum terkenal seperti hari ini, Bitcoin diciptakan oleh seseorang yang mengaku bernama Satoshi Nakamoto.
Akan tetapi, identitas asli Nakamoto masih belum dapat dipastikan karena nama tersebut ternyata merupakan nama alias.
Diberitakan TribunJateng.com, ada beberapa orang yang mengklaim sebagai pemilik nama samaran itu.
Awalnya nama Satoshi Nakamoto meluncurkan Bitcoin pada 2009.
Sejauh ini, sudah ada beberapa layanan yang menerima Bitcoin sebagai alat pembayaran, salah satunya PayPal.
Bitcoin menjadi berharga karena orang-orang bersedia menukarnya dengan barang atau jasa nyata bahkan rela menukarnya dengan uang tunai.
Cara kerja Bitcoin
Setiap 'keping' Bitcoin pada dasarnya adalah file komputer yang disimpan dalam aplikasi 'dompet digital' di smartphone atau komputer.
Para pemilik Bitcoin bertransaksi dengan cara mengirimkan (satu atau sebagian) uang digital tersebut melalui dompet digital.
Lalu, setiap transaksi Bitcoin dicatat dalam daftar publik yang disebut blockchain.
Hal ini memungkinkan pelacakan riwayat Bitcoin, sehingga mencegah seseorang membelanjakan koin yang tidak mereka miliki, membuat salinan (copy) Bitcoin, atau membatalkan transaksi.
Ada tiga cara utama, yang bisa dilakukan seseorang untuk mendapatkan Bitcoin, yaitu:
1. Membeli Bitcoin menggunakan uang 'nyata'
2. Menjual barang dan menerima pembayaran dengan Bitcoin
3. Menambang Bitcoin dengan menggunakan komputer
Menambang Bitcoin

Istilah 'menambang' erat kaitannya dengan cara seseorang mendapatkan Bitcoin.
Umumnya, kegiatan ini hanyalah gambaran sederhana dari proses komputer untuk mendapatkan Bitcoin, yang diibaratkan seperti menambang emas.
Agar sistem Bitcoin berfungsi, orang-orang dapat memerintahkan komputer mereka untuk memproses transaksi bagi semua orang.
Komputer diatur sedemikian rupa, agar dapat melakukan proses perhitungan yang sangat rumit.
Dari situ, pemilik komputer mendapat imbalan berupa Bitcoin.
Karena proses perhitungan tersebut sangat rumit, maka dibutuhkan komputer yang kuat untuk mendapatkan Bitcoin.
Hal inilah yang kemudian disebut sebagai 'menambang'.
Mata uang kripto layaknya bitcoin sendiri merupakan satu di antara aset digital yang nilainya bisa naik dan turun menyesuaikan arah dolar Amerika Serikat (AS).
"Aset crypto yang sekarang kan dibandingkan dengan dolar AS. Jadi, segala sesuatu yang berkaitan dengan dolar AS akan mempengaruhi pergerakan harga," ujar Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra melalui pesan singkat kepada Tribunnews, Senin (25/1/2021).
Selain itu, Ariston menjelaskan, cryptocurrency sebagai aset digital juga ada persoalan menyangkut pasokan atau supply.
"Supply seperti bitcoin yang memberlakukan halving atau pengurangan (setengah) produksi," katanya.
Di sisi lain, dia menambahkan, mata uang digital lain yakni e-renminbi dikeluarkan dan diawasi oleh bank sentral di Negeri Tirai Bambu.
Sama halnya jika nanti Indonesia memiliki mata uang digital bernama e-rupiah maka pengawasannya dilakukan oleh Bank Indonesia (BI).
"Kalau aset crypto, pihak swasta. Kalau e-rupiah ini ranahnya BI," pungkas Ariston. (Banjarmasinpost.co.id/Mariana)