Viral di Medsos
Viral di Medsos Kabar Teror Ambulans Kosong untuk Takuti Warga, Ternyata Begini Fatanya
Beredar kabar teror ambulans kosong yang sengaja mondar mandir untuk menakut-nakuti warga. Begini fakta sebenarnya
"Ketika ada panggilan untuk menyucikan / memandikan jenazah Covid di rumah warga, kami membawa tiga tim. Tim satu adalah tim pemulasaraan jenazah, yang mengkafani dan membersihkan jenazah. Tim kedua adalah tim pemakaman. Satu lagi tim dekontaminasi lingkungan yang bertugas menyemprotkan bahan sterilisasi di sekitar rumah dan di pemakaman," jelasnya.
Ketika jenazah sudah masuk peti dan siap dimakamkan, lanjut Herry, hanya seorang sopir ambulans dan si jenazah saja yang boleh ada di dalamnya.
"Kru lain tidak boleh masuk. Maka dia harus umpek umpekan di dalam ambulance kedua. Jadi dua ambulance itu BUKAN gagah gagahan, tapi memang kebutuhan," terangnya.
Ia kemudian menceritakan soal ambulans kosong yang masuk kampung dan menyalakan sirine.
"Saat ini cara kami melayani orang yang sakit atau menjemput jenazah di rumah adalah via wag dan HT. Ketika info mengudara, misal : " mohon bantuan kepada relawan terdekat, di daerah Baciro RT XX RW XX, belakang hotel xxx masuk ke timur, an. Bp Tukiman. positif Covid, mengalami pemburukan nafas. Tolong dibawa ke RSUD untuk ditangani," tulisnya.
Lalu setelah itu, kata dia, ada satu tim yang meluncur ke lokasi yang dimaksud.
"Kami enggak paham daerah, kami hanya tau ancer-ancer. Perlu anda ketahui pula bahwa sopir ambulance yang bertugas saat ini BUKAN sopir ambulance asli. Mereka adalah relawan yang aslinya mungkin Dosen, karyawan, ustadz, mas mas satgas, dsb," tulis Herry lagi.
"Nah saat kami menjemput pasien yang kritis, ya harus cepat. Maka saat kami masuk gang, ya kami nyalakan sirene supaya keluarga atau tetangga si sakit mendengar ambulance sudah datang dan mengarahkan kru kami ke rumah ybs. Itu sangat menghemat waktu dan mungkin sangat berarti bagi beliau yang bertarung nyawa dengan Covid. Jadi ambulance kosong itu sedang MENCARI seseorang yang hendak diselamatkan nyawanya," tegasnya.
Selanjutnya, ia menjelaskan alasan kenapa mobil ambulans yang melintas harus beriringan sehingga menakutkan warga.
Menurutnya, ambulans di masa pandemi Covid-19 ini memang sering dua dan beriringan.
"Ketika ada panggilan untuk menyucikan / memandikan jenazah Covid di rumah warga, kami membawa tiga tim. Tim satu adalah tim pemulasaraan jenazah, yang mengkafani dan membersihkan jenazah. Tim kedua adalah tim pemakaman. Satu lagi tim dekontaminasi lingkungan yang bertugas menyemprotkan bahan sterilisasi di sekitar rumah dan di pemakaman," jelasnya.
Ketika jenazah sudah masuk peti dan siap dimakamkan, lanjut Herry, hanya seorang sopir ambulans dan si jenazah saja yang boleh ada di dalamnya.
"Kru lain tidak boleh masuk. Maka dia harus umpek umpekan di dalam ambulance kedua. Jadi dua ambulance itu BUKAN gagah gagahan, tapi memang kebutuhan," terangnya.
Kasus penyerangan dan perusakan ambulans milik SAR DIY pada Selasa (13/7/2021) akhirnya menemui titik terang.
Pelaku berhasil ditangkap oleh pihak kepolisian tak lama pasca insiden terjadi.
