Harga Bitcoin
Harga Bitcoin Hari Ini Berpotensi Tergerus, Kripto Populer Namun Bukan Volume Transaksi Terbesar
arga bitcoin pada hari ini berpotensi akan tergerus. Selasa (3/8), harga kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia ada di level US$ 38.000
BANJARMASINPOST.CO.ID - Harga bitcoin pada hari ini berpotensi akan tergerus.
Pada Selasa (3/8), harga kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia ada di level US$ 38.000.
Bitcoin dan Ethereum adalah crypto currency paling populer saat ini. Namun, Bitcoin dan Ethereum bukan sebagai crypto currency atau aset kripto dengan volume transaksi terbesar di Indonesia.
Crypto currency dengan aset terbesar adalah Dogecoin. Dogecoin menjadi aset kripto dengan volume transaksi terbesar di Indonesia sejak awal tahun.
Baca juga: Investor Bakal Dapat Untung? Emiten BBCA Siap Lakukan Stock Split, Ini Jadwal dan Rasionya
Baca juga: Harga Emas Hari Ini Stagnan di Rp 981.000 Per Gram, Berikut Daftar di Pegadaian
Berdasarkan data dari Indodax yang dikutip Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI), total volume transaksi Dogecoin mencapai Rp 33,5 triliun di 2021.
Dilansir kontan.co.id, Besarnya volume transaksi Dogecoin ini mengalahkan Bitcoin dengan total volume transaksi Rp 24 triliun. Binance Coin berada di posisi ketiga dengan volume transaksi Rp 19 triliun.

Kepopuleran Dogecoin ini tidak lepas dari Elon Musk yang diketahui terang-terangan mendukung aset kripto berlogo anjing shiba inu tersebut.
Elon salah satu orang terkaya di dunia kerap kali mencuitkan sesuatu yang berhubungan dengan Dogecoin di akun twitternya. Setiap ia memberikan informasi mengenai Dogecoin tidak lama aset ini pun naik.
Harga Dogecoin yang masih terbilang murah membuat para investor retail memborong aset ini dalam jumlah sangat banyak. Sehingga harganya pun bisa naik seiring dengan minat yang tinggi pada Dogecoin.
Meski transaksi aset krito ini mencapai triliunan rupiah, belum ada data pembanding, mengingat aset kripto ini baru naik daun beberapa waktu terakhir.
Tapi, dalam siaran pers, Selasa (3/8), ABI menyebutkan bahwa indikator peningkatan popularitas cryptocurrency di Indonesia adalah Indodax.
Baca juga: Hati-hati, 172 Pinjol Ilegal Ditutup Satgas Waspada Investasi pada Juli 2021, Ini Daftarnya
Sebagai salah satu exchange terbesar di Indonesia, Indodax memiliki penambahan 1 juta pengguna hingga akhir semester pertama 2021.
Pengguna Indodax hingga akhir Juni 2021 berjumlah 2.213.606.
Di sisi lain, ABI menyebutkan bahwa jumlah dompet bitcoin (bitcoin wallet) menurun.
Tercatat alamat dompet bitcoin (bitcoin wallet) paling tinggi berada di Januari dengan total sekitar 500 ribu alamat. Sedangkan di Juni tercatat mencapai 200 ribu alamat dompet bitcoin.
Chairwoman ABI Asih Karnengsih mengatakan bahwa masyarakat Indonesia terlihat lebih aktif mencari informasi tentang cryptocurrency di media sosial.

Tak heran, sosial media terkait crypto semakin banyak bermunculan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan menciptakan startups baru sebagai ekosistem cryptocurrency.
Salah satu situs portal edukasi seputar cryptocurrency adalah Coinvestasi.com. Laman tersebut telah aktif memberikan informasi dan edukasi terkait crypto sejak 2017 di media sosial Instagram @coinvestasi (instagram.com/coinvestasi) yang mengalami pertumbuhan pengikut 1.200% pada tahun 2021.
"Kita sedang mengalami pergeseran generasi ke Milenial dan Gen Z, yang lebih paham teknologi dan terbuka pada inovasi baru, serta mencari transparansi pada level selanjutnya. Transparansi inilah yang dapat diperoleh di Bitcoin serta cryptocurrency dan tidak ada di aset lainnya,” kata Co-Founder Coinvestasi Steven Suhadi dalam siaran pers.
Baca juga: Pemerintah Indonesia Apresiasi Komitmen Investasi Singapura
Harga Bitcoin melanjutkan penurunan. Pada Selasa (3/8), harga kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia ada di level US$ 38.000.
Harga Bitcoin gagal bertahan di level US$ 40.000 pada Senin (2/8), setelah sempat menembus US$ 42.000 di Minggu (1/8), posisi tertinggi sejak Mei lalu.
Mengacu data CoinDesk, harga Bitcoin pada Selasa pukul 12.13 WIB ada di US$ 38.194,78, turun 4% dari posisi 24 jam sebelumnya.
Sejatinya, pembeli tetap aktif meskipun tindakan keras terhadap transaksi kripto sedang berlangsung di China.

Pada Minggu, bank sentral China, People's Bank of China (PBoC) menyatakan, akan terus menerapkan peraturan yang keras atas perdagangan kripto, sebagian besar karena kekhawatiran terhadap risiko keuangan.
Para trader juga mencerna “Struktur Pasar Aset Digital dan Undang-Undang Perlindungan Investor setebal 58 halaman, yang diusulkan oleh anggota senat AS dari Partai Republik Don Beyer," kata Marcus Sotiriou, trader di GlobalBlock, kepada CoinDesk.
Menurut dia, usulan tersebut berupaya menciptakan rezim peraturan yang lengkap untuk aset digital. Senat Amerika Serikat juga mengajukan tagihan infrastruktur senilai US$ 1 triliun dengan ketentuan pajak kripto, yang bisa menjadi sumber kecemasan pasar.
Untuk saat ini, terobosan pada grafik intraday “menunjukkan, Bitcoin mungkin jatuh kembali ke kisaran menengah di sekitar US$ 36.000, atau lebih rendah, sebelum reli berlanjut,” ujar Sotiriou.