BTalk
Btalk - Deteksi Dini Darah Tinggi, Begini Penjelasan Dr Oldi Dedya SpPD FINASIM
darah tinggi adalah ketika tekanan darah berdasar pengukuran lebih dari 140 tekanan sistolik dan lebih 90 tekanan diastolik (tanpa konsumsi)
Penulis: Salmah | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID - Darah tinggi atau hipertensi saat ini mulai lumrah bagi sebagian orang. Tak memandang usia, banyak usia muda menderita penyakit ini. Tak sedikit pula yang stroke bahkan meninggal dunia.
Lantas bagaimana sebenarnya seseorang bisa dikatakan mengidap hipertensi? Bagaimana seharusnya menyikapi penyakit ini? Bisakah kembali normal?
BTalk Banjarmasin Post Bicara Apa Saja mengundang dr Oldi Dedya SpPD FINASIM dari RSUD Ulin Banjarmasin untuk menjelaskannya.
Dokter Oldi berbagi ilmu melalui kanal Youtube Banjarmasin Post News Video, Instagram Banjarmasin Post dan Facebook BPost Online pada Selasa 12 Oktober 2021 pukul 16.00 Wita.
Baca juga: Cara Mengetahui Penyakit Darah Tinggi, Daftar Makanan Obat Hipertensi Alami dan Makanan Pemicunya
Baca juga: TIPS Mudah Mengatasi Tekanan Darah Tinggi, Simak 5 Cara Ini
Perbincangan dipandu Jurnalis Banjarmasin Post, Murhan dan semua bisa Anda simak ulang di media sosial BPost di atas.
Dijelaskan dr Oldi dimaksud darah tinggi adalah ketika tekanan darah berdasar pengukuran lebih dari 140 tekanan sistolik dan lebih 90 tekanan diastolik (tanpa konsumsi).
“Dalam pemeriksaan tensi darah harus dilakukan dua kali. Terhadap pasien saya cek dulu pertama. Kemudian Selang waktu 5-10 menit tensi ulang. Baru bisa kita ketahui apakah darah tinggi atau tidak,” terangnya.
Obat dosis kecil yang biasanya diberikan, bukan tiba-tiba dikasih obat sekaligus supaya cepat sembuh. Sebab pengobatan darah tinggi ini Jangka panjang.
Namun disayangkan dr Oldi, masih banyak orang tak mau berobat ke dokter tatkala mengetahui dirinya teridap darah tinggi. Padahal tidak semata minum obat di pasaran tapi harus ada pemeriksaan lebih lajut secara medis.
“Misal tekanan darah 150-200 dan tak mau berobat maka jika dibiarkan hal itu dikhawatirkan bisa terjadi komplikasi penyakt lain di antaranya gagal ginjal kerusakan pembuluh darah ginjal
Memicu kolesterol stroke serangan jantung,” jelasnya.
Darah tinggi ini memang memicu penyakit lain, seperti data statistik kesehatan bahwa 60 persen penderita covid-19 adalah pasien yang mempunyai penyakit darah tinggi.
“Hal ini karena pada orang berpenyakit darah tinggi bisa berefek pada sistem reseptor tubuh yang rusak sehingga mudah masuk virus di antaranya covid-19,” ungkapnya.
Mengenai Pemicu darah tinggi menurut dr Oldi ada dua sebab utama yaitu primer dan sekunder. Sebab Primer adalah dikarenakan faktor genetik atau keturunan.
Faktor peyebab Sekunder adalah dikarenakan asa penyakit sebelumnya antara lain ginjal, diabetes,kelenjar adrenal dan stroke.
“Gejala ringan darah tinggi adalah sering sakit kepala. Ada juga penyakit darah tinggi yang tanpa gejala. Sebab itu harus rutin Cek kesehatan setiap bulan. Minimak Periksa kesehatah satu hingga dua tahun sekali,” papar dr Oldi.