Harga Bitcoin

Harga Bitcoin Hari Ini Tembus US$ 58.000 Lagi, Tertinggi Sejak Mei 2021

Harga Bitcoin hari ini naik lagi. Aset kripto tertua itu kembali nangkring ke posisi US$ 58.000. Angka ini tertinggi sejak Mei lalu.

Istimewa
Ilustrasi uang kripto, Bitcoin. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Fluktuasi mata uang kripto popuper sepakan terakhir bikin para investor dag dig dug. Setelah sempat terempas ke level US$ 54.000, harga Bitcoin hari ini langsung bangkit.

Pada Kamis (14/10) aset kripto tertua itu kembali nangkring ke posisi US$ 58.000. Angka ini tertinggi sejak Mei lalu.

Peningkatan harga Bitcoin ini pun memperkuat optimisme bahwa crypto currency ini akan mampu menembus US$ 60.000 dalam waktu dekat.

Seperti dilansir dari Kontan.co.id, mengacu data CoinDesk, harga Bitcoin pada Kamis pukul 11.00 WIB ada di US$ 58.078,50, naik 3,18% di banding posisi 24 jam sebelumnya.

Sementara berdasarkan laman Indodax dan Bitcoin.co.id, harga 1 Bitcoin dalam rupiah pada Kamis pukul 11.00 WIB ada di Rp 820,003 juta.

Baca juga: Harga Bitcoin Terus Melejit Per 12 Oktober 2021, Hari Ini Tembus Rp 824 Juta

Baca juga: Harga Bitcoin 11 Oktober 2021, Tembus di Level 56.000 US$ Menuju 60.000 US$

Bitcoin saat ini semakin mendekati harga tertinggi sepanjang masa di US$ 64.888,99, menandai pemulihan tajam dari penurunan hampir 50% dua bulan lalu.

Pemulihan harga Bitcoin jauh lebih cepat dari indeks S&P 500, yang menghasilkan imbal negatif selama tiga bulan terakhir, dibandingkan dengan kenaikan BTC hampir 70%.

Untuk saat ini, analis sedang memantau data blockchain, yang menunjukkan kenaikan yang berkelanjutan untuk harga Bitcoin, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia.

“Terlepas dari larangan kripto China, tampaknya penambang, termasuk mereka yang berada di China, memegang BTC di dompet penambangan,” kata Ki Young Ju, CEO CryptoQuant, seperti dikutip CoinDesk.

bitcoin 099.jpg
bitcoin 099.jpg (reuters)

Pernyataan Ki merujuk pada penurunan arus keluar Bitcoin milik penambang, yang cenderung merupakan indikator bullish untuk harga aset tertua di dunia itu.

Dan, Amerika Serikat (AS) mengambil alih China sebagai pusat penambangan Bitcoin terbesar di dunia, mengacu Cambridge Centre for Alternative Finance (CCAF), Inggris, yang terbit Rabu (13/10).

Pihak berwenang China melarang aktivitas penambangan Bitcoin awal tahun ini, yang menyebabkan para penambang menghentikan aktivitas mereka atau pindah ke luar negeri.

Pangsa China atas kekuatan komputer yang terhubung ke jaringan Bitcoin global, yang dikenal sebagai "hash rate", turun menjadi nol pada Juli lalu, dari 44 persen di Mei, data CCAF menunjukkan, seperti dikutip Reuters.

Sementara AS sekarang menjadi pusat penambangan Bitcoin terbesar di dunia, sekitar 35,4% dari hash rate global pada akhir Agustus, diikuti oleh Kazakhstan dan Rusia, menurut data CCAF.

Sebelumnya tren kenaikan harga Bitcoin terhenti pada Rabu (13/10). Harga aset tertua di dunia ini jatuh ke level US$ 54.000.

Melansir CoinDesk, analis mengatakan, pembelian ekstrem Bitcoin di pasar bisa berarti reli segera kehabisan tenaga.

Baca juga: Harga Bitcoin Hari Ini Tembus US$ 55.000, Naik 34 Persen Sepekan

Baca juga: Harga Bitcoin 27 September 2021 Naik Tipis, Simak Harga Mata Uang Kripto Lain

Mereka menunjuk ke Bitcoin Fear & Greed Index, yang memasuki wilayah "ketamakan ekstrem" minggu lalu dan berada di level tertinggi sejak awal September, yang mendahului aksi jual tajam Bitcoin.

Pernyataan CEO JPMorgan Jamie Dimon, Senin (11/10), juga berkontribusi pada suasana hati yang buruk di pasar kripto. Dimon menyatakan, pemerintah akan mengatur Bitcoin, yang menurutnya secara pribadi, “tidak berharga”. Dilansir dari kontan.co.id.

Di sisi regulasi, “Krisis energi di China menyebabkan peningkatan pengawasan terhadap proyek pertambangan kripto di berbagai wilayah, seperti penyitaan mesin pertambangan yang tidak digunakan di Mongolia Dalam,” tulis WuBlockchain, seperti dikutip CoinDesk.

Ilustrasi bitcoin, aset kripto, cryptocurrency.
Ilustrasi bitcoin, aset kripto, cryptocurrency. (PEXELS/WORLDSPECTRUM)

Beberapa analis menganggap reli harga kripto baru-baru ini didorong oleh spekulasi lanjutan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) akan menyetujui ETF Bitcoin, meskipun yang lain skeptis persetujuan akan memiliki efek menguntungkan bagi harga Bitcoin.

“Pasar terlalu menekankan komentar (Ketua SEC) Gary Gensler tentang dukungan untuk ETF Bitcoin dan masa depannya,” Jeff Dorman, Chief Invesment Officer Arca, kepada CoinDesk. (kontan.co.id/kompas.com)

Baca juga: Harga Bitcoin Hari Ini 4 Oktober 2021, Melesat Mendekati Angka US$ 50.000

Baca juga: Harga Bitcoin Terjun bebas, China Umumkan Transaksi Kripto Ilegal

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved