Ekonomi dan Bisnis

Karet Terus membaik, Kadisbunak Sebut Kini UPPB di Kalsel Punya Harga Tawar ke Pabrik

Kadisbunak Kalsel, Hj Suparmi mengatakan,membaiknya harga karet dikarenakan permintaannya terus meningkat. UPPB Kalselkini punya harga tawar ke Pabrik

Penulis: Nurholis Huda | Editor: Hari Widodo
Kolase BPost
Petani karet semangat menyadap semenjak harga karet membaik. (Kanan) Kadisbunak Kalsel, Hj Suparmi. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Setelah terpuruk dalam beberapa tahun, kini harga karet terus membaik.

Berdasarkan data yang diterbitkan Sicom (Singapore Commodity Exchange) per akhir  Oktober 2021, harga karet dengan kadar karet kering (K3) 100 persen harganya mencapai Rp 21 ribu per kilogram. 

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kalsel,  Hj Suparmi mengatakan, membaiknya harga karet dikarenakan permintaannya terus meningkat.

 "Banyaknya permintaan membuat pabrik berlomba-lomba untuk melakukan transaksi dengan UPPB (Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar)," kata Suparmi. 

Baca juga: Harga Karet Tembus Rp9.700, Petani di Tapin Merasa Untung

Baca juga: Harga Karet pada Tingkat Petani di Kalimantan Selatan Menguat

Baca juga: Harga Karet Stabil di Rp 8000 hingga Rp 9000 per kilo, Kadisbunak Kalsel Minta Petani Gabung UPPB

Suparmi menjelaskan, UPPB di Kalsel kini sudah mempunyai posisi harga tawar terhadap pabrik. Sehingga, yang menentukan harga bukan lagi pabrik.

"Harga bisa diketahui oleh UPPB melalui harga yang diterbitkan Sicom," kata dia. 

Dijelaskan dia, Karet di Kalsel rata-rata kadar keringnya ada di kisaran 60 sampai 67 persen.

"Untuk K3 60 hingga 67 persen harganya kini mencapai Rp 12 ribu ke atas per kilonya," runutnya. 

Sedangkan karet yang baru dipanen di tingkat petani dengan K3 40 hingga 45 persen di tingkat petani harganya sudah di atas Rp8 ribu per kilogram. 

Melihat tingginya permintaan karet, Suparmi menuturkan, Pemprov Kalsel terus mendorong UPPB untuk meningkatkan volumenya melalui penggabungan beberapa UPPB.

Penggabungan beberapa UPPB menurutnya mempunyai manfaat yang lebih besar. Seperti harga karet yang didapat lebih tinggi, juga penghematan biaya.

Selain itu, Suparmi menyebut Pemprov Kalsel juga berharap agar petani karet di Kalsel dapat meningkatkan produksinya melalui peremajaan karet secara mandiri.

"Dengan harga karet bagus, maka diharapkan semangat melakukan peremajaan dan pemeliharaan sendiri untuk meningkatkan produksinya," harapnya. 

Di sisi lain, membaiknya harga karet dibenarkan salah seorang petani karet di Desa Pingaran Ulu, Kecamatan Astambul, Kabupaten Banjar, Sutardi.

"Sekarang di tingkat petani Rp7 ribu sampai Rp8 ribu sekilo. Tahun lalu cuma Rp5 ribu hingga Rp6 ribu," bebernya. 

Baca juga: Penyakit Gugur Daun Serang Tanaman Karet di Tabalong, Diduga Karena Jamur

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved