Berita Balangan

Luapan Air Genangi RT 13 Kaladan Balangan Setiap Tahun, Warga Minta Peninggian Siring

rendahnya jangkauan pintu air tersebut malah menahan air yang menyebabkan semakin lekas luapan terjadi.

Penulis: Isti Rohayanti | Editor: Eka Dinayanti
banjarmasinpost.co.id/isti rohayanti
Ketua RT 13 Kaladan, Kelurahan Batu Piring, Kecamatan Paringin Selatan, Balangan, Arhadi memperlihatkan pintu air yang dianggap penempatannya kurang pas dan menjadi satu penyebab luapan air di Kaladan 

BANJARMASINPOST.CO.ID, PARINGIN - Di tengah gerimis yang melanda Kabupaten Balangan sejak subuh, Jumat (12/11/2021), aliran air sungai semakin deras dan debitnya pun meninggi.

Kondisi serupa terjadi di Kelurahan Batupiring, RT 13, Kaladan, Kecamatan Paringin Selatan, Kabupaten Balangan.
Debit air sungai di Sungai Kaladan hampir meluap, namun belum mencapai permukaan.

Derasnya aliran sungai tersebut juga menjadi kesempatan anak-anak mandi dan bermain.

Tak diragukan lagi, luapan air sungai inilah yang sebelumnya menyebabkan sebagian halaman warga di Kaladan sempat terendam atau "calap".

Baca juga: Dinobatkan Jadi Duta Baca Pelajar Kabupaten Balangan, Lisda Targetkan Prestasi Internasional

Baca juga: Banjir di Kalsel, Warga Tiga Desa di Batumandi Balangan Terdampak Luapan Air Sungai

Pada sungai tersebut ada dua pintu air yang dimanfaatkan sebagai pengatur air sungai.

Namun rupanya, fungsi pintu air tidak maksimal, dikarenakan penempatannya yang dianggap kurang tinggi.

Ketua RT 13, Kaladan, Arhadi secara langsung memperlihatkan kondisi pintu air yang dianggap tidak berfungsi maksimal.

Sebutnya, rendahnya jangkauan pintu air tersebut malah menahan air yang menyebabkan semakin lekas luapan terjadi.

Ia jelaskan pula, rendahnya siring pada kawasan RT yang dibuat oleh Pemerintah Daerah juga menjadi satu penyebab air masih meluap.

Padahal, apabila lebih tinggi, kemungkinan luapan air sungai ke permukiman penduduk menjadi lebih kecil.

"Kami hanya berharap pemerintah daerah meninggikan siring yang pernah dibuat dan membangun siring di bantaran sungai sebagai penahan air," ucap Arhadi.

Diterangkan Arhadi pula, RT 13, wilayah Kaladan memang setiap tahun terdampak luapan air sungai.

Beberapa waktu lalu, pernah ada program normalisasi sungai menggunakan sistem pengerukan, namun hal itu belum jua berfungsi.

Luapan air masih terjadi.

"Kalau bisa, warga juga tidak ingin lagi ada pengerukan air sungai, karena berdampak pada pengairan sawah dan lahan warga," ungkapnya.

Problematika lainnya perihal luapan air sungai itu sebut Arhadi juga karena faktor lingkungan.

Masih adanya warga yang membuang sampah di sungai dan pembuangan sungai yang tidak mendukung, lantas menahan air dan menyebabkan luapan.

Meski begitu bebernya, warga sudah terbiasa.

Baca juga: Kecelakaan Kalsel : Tertabrak Ayla di Jalan Poros Tarjun Kotabaru, Pengendara Jupiter Ini Patah Kaki

Baca juga: Mahasiswa Pengelola Bank Sampah Urban Dewan Barabai Sebut Sering Diremehkan

Terlebih luapan air hanya dalam hitungan jam yang kemudian surut apabila hujan berhenti.

Selain itu, air juga hanya menggenangi halaman dan pelataran, tidak ada yang masuk ke rumah.

Bahkan, rumah yang terdampak pun masih bisa hitungan jari, yakni mencapai kurang lebih 20 unit.

Harapan besar bagi Arhadi dan warga desa bahwa luapan air tersebut dapat ditangani.

Meski hanya berlangsung sesaat, namun apabila kondisi air sedang tinggi, aktivitas warga pun terganggu.
Apalagi setiap tahun telah menjadi langganan air meluap.

(Banjarmasinpost.co.id/isti rohayanti)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved