Update Afganistan

TV di Afganistan Diminta Tak Tayangkan Aktor Perempuan, Taliban Keluarkan Pedoman

Taliban minta jaringan televisi Afganistan untuk tidak menyiarkan sinetron atau drama yang menampilkan pemeran perempuan atau aktris.

Aamir QURESHI / AFP
Dua wanita Afganistan memakai burka saat berjalan melewati spanduk dengan gambar mendiang komandan Afghanistan Ahmad Shah Massoud dipasang di sebelah bangunan tempat tinggal mereka di Kabul pada 8 September 2021. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, KABUL - Aturan ketat soal eksistensi kaum perempuan Afganistan di depan publik bakal makin dibatasi. Tayangan di televisi pun akan diawasi secara ketat.

Hal ini setelah Otoritas Taliban yang ultra-konservatif mengeluarkan serangkaian "pedoman agama" pada Minggu (21/11/2021).

Antara lain meminta jaringan televisi Afganistan untuk tidak menyiarkan sinetron atau drama yang menampilkan pemeran perempuan atau aktris.

Dilansir dari Tribunnews.com, arahan tersebut datang dari Kementerian Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan, dan merupakan arahan pertama terkait topik ini yang dikeluarkan untuk jaringan media Afganistan.

Pedoman baru ini muncul meskipun Taliban sebelumnya berjanji bahwa mereka akan lebih moderat dalam menjalankan kekuasaan kali ini.

Baca juga: Juru Bicara Satgas Kabupaten Banjar Sebut Cakupan Vaksinasi Capai Angka 23 Persen

Baca juga: Anak Perempuan Afganistan Segera Boleh Sekolah Lagi, Taliban Beri Sinyal Ini

Kementerian mengatakan bahwa film atau pertunjukan yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam atau Afganistan harus dilarang.

Ini termasuk media apa pun yang menggambarkan Nabi Muhammad atau tokoh lain yang dihormati.

Pedoman tersebut juga menetapkan bahwa jurnalis perempuan yang tampil di televisi harus mengenakan jilbab.

Penggambaran tubuh laki-laki, termasuk menampilkan tubuh pria tanpa pakaian, juga dianggap tidak pantas oleh kementerian.

''Ini bukan aturan tapi pedoman agama,'' kata juru bicara kementerian Hakif Mohajir kepada kantor berita AFP, dilansir dari Tribunnews.com dengan judul Taliban Sarankan TV Tidak Menampilkan Aktor Perempuan.

Juru bicara Taliban lainnya mengonfirmasi kepada kantor berita Spanyol EFE bahwa pedoman itu tidak wajib, melainkan saran yang harus diingat selama transmisi.

Sementara itu, Taliban kembali berkuasa pada Agustus, dua puluh tahun setelah pasukan pimpinan AS mengusir mereka.

Mereka mempunyai kekuasaan melarang tayangan TV dan film serta sebagian besar bentuk media lainnya.

Satu-satunya sumber media yang diizinkan adalah saluran radio Voice of Sharia yang menyiarkan propaganda Islam.

Selama dua dekade berikutnya beberapa jaringan TV lokal didirikan dan menampilkan berbagai acara termasuk kompetisi menyanyi dan sinetron impor dari Turki dan India.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved