Update Afganistan

TV di Afganistan Diminta Tak Tayangkan Aktor Perempuan, Taliban Keluarkan Pedoman

Taliban minta jaringan televisi Afganistan untuk tidak menyiarkan sinetron atau drama yang menampilkan pemeran perempuan atau aktris.

Aamir QURESHI / AFP
Dua wanita Afganistan memakai burka saat berjalan melewati spanduk dengan gambar mendiang komandan Afghanistan Ahmad Shah Massoud dipasang di sebelah bangunan tempat tinggal mereka di Kabul pada 8 September 2021. 

Kecaman dari PBB

Sebelumnya masalah pendidikan anak perempuan di Afganistan juga telah menjadi sorotan dunia. Hal itu lantaran kebijakan Taliban yang hanya mengizinkan anak laki-laki kembali bersekolah pada bulan lalu.

Bahkan kecaman terhadap Taliban diungkapkan PBB.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mengecam Taliban yang tak tepati janji-janjinya kepada perempuan dan anak-anak perempuan Afghanistan.

Sekjen PBB juga mendesak dunia memberikan bantuan uang tunai ke Afghanistan untuk mencegah keruntuhan ekonominya.

“Saya sangat khawatir jika janji Taliban yang dibuat untuk perempuan dan anak perempuan Afghanistan dilanggar,” katanya pada Senin (11/10/2021), seperti dikutip dari Al Jazeera.

Mahasiswa di sebuah universitas di Kabul berkuliah dengan tirai pemisah antara laki-laki dan perempuan sesuai aturan Taliban pada Selasa (7/9/2021).
Mahasiswa di sebuah universitas di Kabul berkuliah dengan tirai pemisah antara laki-laki dan perempuan sesuai aturan Taliban pada Selasa (7/9/2021). (AFP PHOTO/AAMIR QURESHI)

“Saya sangat mengimbau Taliban untuk menepati janji mereka kepada perempuan dan anak perempuan, dan memenuhi kewajiban mereka di bawah hukum hak asasi manusia dan kemanusiaan internasional,” tambahnya.

Jutaan gadis remaja di Afghanistan masih menunggu untuk bisa kembali ke sekolah.

Sementara itu, anak laki-laki sudah diizinkan kembali bersekolah pada bulan lalu.

Langkah itu telah menimbulkan kekhawatiran tentang masa depan pendidikan perempuan di bawah pemerintahan Taliban.

Saat mengambil alih kekuasaan di Afghanistan pada Agustus lalu, Taliban telah berjanji untuk menegakkan hak-hak anak perempuan dan perempuan di negara itu.

Pengecualian untuk anak perempuan ini telah memperparah kekhawatiran bahwa Taliban kembali memberlakukan sistem pemerintahan seperti pada tahun 1990-an.

Baca juga: Taliban Berkuasa, Ratusan Hakim Wanita Afganistan Terpaksa Bersembunyi

Baca juga: Taliban Keluarkan Larangan Mencukur Jenggot bagi Pria di Afganistan, Setop Mengikuti Gaya Amerika

Selama waktu itu, perempuan dan anak perempuan secara hukum dilarang mengenyam pendidikan dan pekerjaan.
Kelompok itu juga telah menunjuk kabinet yang seluruhnya laki-laki, dan mengatakan bahwa nanti perempuan juga dapat ditunjuk.

"Janji yang dilanggar menyebabkan mimpi buruk bagi perempuan dan anak perempuan Afghanistan," kata Sekjen PBB itu.

“Perempuan dan anak perempuan perlu menjadi pusat perhatian,” tambahnya dilansir Tribunnews.com dengan judul Sekjen PBB Kecam Taliban yang Tak Tepati Janjinya untuk Perempuan Afghanistan.

(AFP, EFE/Tribunnews.com)

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved