Ekonomi dan Bisnis
Minyak Goreng Turut Andil Terjadi Inflasi pada November 2021 di Kalsel
Harga minyak goreng yang makin mahal diduga turut andil terjadinya inflasi di Kalsel. Data BPS, pada November 2021 terjadi inflasi sebesar 0,58 persen
Penulis: Nurholis Huda | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan (BPS Kalsel) membeberkan pada November 2021 terjadi inflasi sebesar 0,58 persen.
Terjadi Kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 108,04 pada Oktober lalu menjadi 108,67.
Kepala BPS Kalsel, Yos Rusdiansyah, dalam siaran via streeming youtube, Rabu (1/12/2021), menjelaskan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga konsumen pada tujuh kelompok pengeluaran.
Tujuh kelompok tersebut, rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 1,67 persen; makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,17 persen; transportasi 1,05 persen.
Kemudian, perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0.70 persen; penyediaan makanan minuman/restoran 0,55 persen.
Baca juga: Jemaah Umrah di Kalsel Akan Diberangkatkan, Tapi Masih Menunggu Aturan Pemerintah
Baca juga: Pasar Murah di Mantimin Kabupaten Balangan, Ada yang Belanja untuk Bantu Korban Banjir
Serta, perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,49 persen dan kelompok pakaian dan alas kaki 0,36 persen.
"Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada November 2021, yaitu minyak goreng, telur ayam ras, angkutan udara, ikan gabus, ikan nila, bioskop, nasi dengan lauk, cabai merah, ikan selangat dan semangka," rinci Kepala BPS Kalsel Yos Rusdiansyah.
Sementara itu, komoditas yang mengalami penurunan harga, antara lain, daging ayam ras, cumi-cumi asin, bahan bakar rumah tangga, telepon seluler, ketimun, obat dengan resep, ikan layang, kerudung dan kacang panjang.
Pada November 2021 dari 11 kelompok pengeluaran, 7 kelompok memberikan andil/sumbangan inflasi, 3 kelompok memberikan andil/sumbangan deflasi serta satu kelompok tidak memberikan andil/sumbangan.
Kemudian kelompok pengeluaran yang memberikan andil sumbangan inflasi, yaitu makanan, minuman dan tembakau 0,34 persen; transportasi 0,11 persen; penyediaan makanan minuman/restoran 0,06 persen.
Baca juga: VIDEO Serapan DAK Fisik dan Transfer Dana Desa di Kalsel Diprediksi Tak Sampai 100 Persen
Baca juga: Rencana Pengetatan Aktivitas Mayarakat, PHRI Kalsel Nilai Perlu Pengecualian untuk Hotel dan Resto
Kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga, rekreasi ,olahraga, dan budaya, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya masing-masing 0,03 persen; pakaian dan alas kaki 0,02 persen.
Sementara itu, kelompok perumahan, air, listrik dan gas lainnya dan kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan memberikan andil sumbangan deflasi 0.02 persen. Diikuti kelompok kesehatan 0.01 persen.
Sementara itu, kelompok pendidikan tidak memberikan andil/sumbangan terhadap inflasi/deflasi.
Diketahui, harga minyak goreng akhir-akhir ini terjadi kenaikan. Dan ini menjadi salah satu penyumbang inflasi di November tadi.
Melambungnya harga minyak goreng di pasaran, ditanggapi Ketua Komisi II DPRD Provinsi Kalsel, Imam Suprastowo. Pihaknya belum mendapat laporan dari Dinas Perdagangan Kalsel.
