Jokowi Sindir Sowan Ormas Bermasalah

Presiden Jokowi Singgung Kapolda dan Kapolres Sowan ke Ormas Bermasalah, Jangan Hilang Wibawa

Jokowi sindir sejumlah kapolda hingga kapolres yang baru dilantik malah sowan ke pimpinan organisasi masyarakat (ormas) bermasalah.

Editor: M.Risman Noor
KOMPAS.com/NURSITA SARI
Ilustrasi polisi 

Sehingga dirinya meminta agar pendekatan aparat kepada masyarakat harus persuasif dan mengedepankan dialog.

"Contoh kecil-kecil saja. Mural dihapus. saya tahu enggak mungkin itu, perintahnya Kapolri juga enggak mungkin. Perintahnya Kapolda juga enggak mungkin. Perintahnya kapolres juga mungkin enggak mungkin," ujarnya.

"Itu sebetulnya urusan di polsek yang saya cek di lapangan. Tapi nyatanya dihapus. Oleh sebab itu, beritahu kapolsek-kapolsek, sampai kapolsek diberitahu. Itu urusan kecil," lanjut Jokowi.

Presiden Jokowi saat pengumuman perpanjangan PPKM 24-30 Agustus 2021 secara virtual di YouTube Sekretariat Presiden, Senin (23/8/2021).
Presiden Jokowi saat pengumuman perpanjangan PPKM 24-30 Agustus 2021 secara virtual di YouTube Sekretariat Presiden, Senin (23/8/2021). (Tangkap layar Youtube Sekretariat Presiden)

Dia menuturkan, pernah datang ke sebuah daerah yang terdapat peristiwa dihapusnya mural.

Akibatnya, kondisinya menjadi gaduh karena dianggap dirinya mempersoalkan sampai ke daerah.

Padahal menurutnya, dia sudah biasa menerima kritik, fitnah maupun dihina.

"Urusan mural, oh urusan mural saja ngapain sih? Wong saya dihina, saya dimaki-maki, difitnah sudah biasa. Ada mural saja takut. Ngapain? Baca ini hati-hati," tegasnya.

"Ini kebebasan berpendapat. Tapi kalau menyebabkan ketertiban masyarakat di daerah menjadi terganggu, beda soal. Sehingga saya mengapresiasi dibalik oleh Kapolri membuat lomba mural dan saya kira hasilnya positif," ungkap Jokowi.

Baca juga: Dulu Pria Ini ke luar Negeri Jadi TKI di Jepang, Pulang Temukan Bukti Istri Selingkuh dengan Polisi

Dia pun menegaskan, jangan sampai setiap warga yang menyampaikan kritik lantas dipanggil.

Menurutnya, perlu dilihat apakah yang disampaikan mengganggu ketertiban atau tidak.

Apabila tidak, Jokowi meminta tak perlu ada pemanggilan.

"Kritik dipanggil. Mengkritik dipanggil. Kalau mengganggu ketertiban iya silahkan, tapi kalau enggak, jangan, karena kita sudah menyatakan ini negara demokrasi. Hormati kebebasan berpendapat dan serap aspirasinya," tambahnya.

Kapolri Minta Anggota Polisi Hindari Gaya Hidup Berlebihan

Sementara sehari sebelumnya, Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta anggotanya tidak berperilaku hedonis atau bergaya hidup berlebihan.

Polisi yang telah membantu warga melahirkan dalam ambulans di pelosok Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan, Minggu (28/11/2021).
Polisi yang telah membantu warga melahirkan dalam ambulans di pelosok Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan, Minggu (28/11/2021). (POLRES KOTABARU)

Tidak bergaya hedonis, menurut Kapolri, merupakan salah satu langkah untuk mengurangi potensi perselisihan antara anggota polisi dengan prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved