Ekonomi dan Bisnis
Jelang Nataru 2022, Harga Telur Terus Melambung, Minyak Goreng Tetap Bertahan Tinggi
Telur ayam ras mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi. Diperkirakan harga itu akan terus naik hingga Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022
Penulis: Salmah | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID - Telur ayam ras dalam beberapa bulan terakhir mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi. Diperkirakan harga itu akan terus naik hingga Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022.
Pantauan di beberapa agen telur di Sentra Antasari untuk harga telur ayam ras eceran sudah mencapai Rp27 ribu per kg sedangkan untuk grosir Rp25 ribu.
Menurut Atul, agen telur, kenaikan harga dikarenakan stoknya memang terbatas sedangkan kebutuhan telur di masyarakat sedang tinggi.
"Dan memang saat ada momen seperti sekarang jelang Natal dan Tahun Baru terjadi kenaikan harga. Sudah tiap akhir tahun begitu," jelasnya.
Baca juga: Terdampak Pasokan dari Jawa, Harga Telur di Kalsel Naik Menjadi Rp 24 ribu per kilo
Baca juga: Harga Telur Ayam Ras di Banjarmasin Naik, Pengecer Jual Rp 24 Ribu Per Kilogram
Dengan keterbatasan stok ini maka diperkirakannya kenaikan harga akan terus terjadi hingga Rp28 ribu bahkan mungkin saja Rp30 ribu.
Adapun minyak goreng juga tetap bertahan tinggi tapi tidak banyak hanya seribu sampai dua ribu rupiah per kemasan satu liternya.
"Minyak goreng per liter rata-rata paling rendah Rp20 ribu. Sekarang setiap barang masuk terus ada kenaikan seribu sampai dua ribu," jelas Atul.
Meski kenaikannya tidak banyak namun permintaan minyak goreng mengalami penurunan hingga 10 persen.
Menurut Syamsiah, pedagang telur dan sembako, di tempatnya penjualan stabil saja karena memang telur dan minyak goreng adalah keperluan harian masyarakat.
Baca juga: Tidak Terpengaruh Anjloknya Telur di Jawa, Harga Telur Ayam Ras di Kalsel stabil Rp 20.000 per Kg
"Tak ada pengaruh dalam penjualan. Tetap seperti biasa. Soalnya sudah biasa terjadi naik turun harga telur maupun minyak goreng," ujarnya.
Fluktuasi harga itu menurut Syamsiah sudah lazim sehingga pelanggan di tempatnya paham saja.
Hanya saja kuantitas pembelian pelanggan berkurang, jika biasanya beli telur 3-5 Kg sekarang hanya 2 kg.
(banjarmasinpost.co.id/salmah saurin)