Shalat Dhuha

Rajin Shalat Dhuha, Ustadz Adi Hidayat Ingatkan Keutamaan dan Jumlah Rakaat Shalat

Amalan ini dipercaya mampu mendatangkan rezeki dan juga waktunya cukup panjang.Shalat dhuha bisa dilaksanakan hingga jelang shalat zuhur.

Editor: M.Risman Noor
screening shot
Ustadz Adi Hidayat 

BANJARMASINPOST.CO.ID  - Salah satu sunah shalat yang banyak dan umum dikerjakan orang shalat dhuha.

Amalan ini dipercaya mampu mendatangkan rezeki dan juga waktunya cukup panjang.

Shalat dhuha bisa dilaksanakan hingga jelang shalat zuhur.

Selain itu melaksanakan sholat sunnah dhuha itu pahalanya sangat besar.

Baca juga: Keutamaan Shalat Israq, Ibadah Sunah Senilai Ibadah Umrah dan Haji

Baca juga: Niat Qobliyah Subuh dalam Bahasa Arab dan Terjemahannya, Dikerjakan Sebelum Salat Subuh

Dikerjakan sebaiknya sebelum memulai kesibukan kerja sehingga lebih terkonsetrasi dan khusyuk.

Tata cara sholat Dhuha tidak jauh berbeda dengan sholat sunah lainnya.

Sholat Dhuha sendiri merupakan sholat sunnah yang dapat dikerjakan minimal 2 rakaat.

Waktu pelaksanaannya mulai matahari sedang naik setinggi kurang lebih 7 hasta atau sekitar pukul 7 pagi hingga sebelum sholat Zuhur.

Berikut penjelasan yang bisa Anda peroleh dari Ustadz Adi Hidayat dalam sebuah majelis taklim.

"Jangan sampai Anda mengerjakan shalat dhuha sebanyak-banyaknya tapi tidak mengerti keutamannya," kata Ustaz Adi Hidayat.

Tidak ada perselisihan di antara ulama mengenai jumlah rakaat minimal salat duha, yakni dua rakaat berdasarkan hadis-hadis yang menyebutkan keutamaan salat duha.

Ustadz Adi Hidayat.
Ustadz Adi Hidayat. (Youtube Adi Hidayat Official)

Namun, mereka berbeda pendapat tentang berapakah jumlah rakaat maksimal salat dhuha. Dalam hal ini setidaknya ada tiga pendapat:

Pertama, jumlah rakaat maksimal adalah delapan rakaat. Pendapat ini dipilih oleh Madzhab Maliki, Syafi’i, dan Hambali.

Dalil yang digunakan madzhab ini adalah hadis Umi Hani’ radhiallaahu ‘anha, bahwasanya Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam memasuki rumahnya ketika fathu Mekah dan Beliau shalat delapan rakaat. (HR. Bukhari, no.1176 dan Muslim, no.719).

Kedua, rakaat maksimal adalah 12 rakaat. Ini merupakan pendapat Madzhab Hanafi, salah satu riwayat dari Imam Ahmad, dan pendapat lemah dalam Madzhab Syafi’i. Pendapat ini berdalil dengan hadis Anas radhiallahu’anhu

Baca juga: Hukum Puasa Ayyamul Bidh Digabung dengan Puasa Senin Kamis, Berikut Dalilnya

من صلى الضحى ثنتي عشرة ركعة بنى الله له قصرا من ذهب في الجنة

“Barangsiapa yang shalat dhuha 12 rakaat, Allah buatkan baginya satu istana di surga.” Namun hadis ini termasuk hadis dhaif. Hadis ini diriwayatkan oleh Tirmidzi, Ibn Majah, dan Al-Mundziri dalam Targhib wat Tarhib. Tirmidzi mengatakan, “Hadis ini gharib (asing), tidak kami ketahui kecuali dari jalur ini.” Hadis ini didhaifkan sejumlah ahli hadis, diantaranya Al-Hafidz Ibn Hajar Al-Asqalani dalam At-Talkhis Al-Khabir (2: 20), dan Syaikh Al-Albani dalam Al-Misykah (1: 293).

Ketiga, tidak ada batasan maksimal untuk shalat dhuha. Pendapat ini yang dikuatkan oleh As-Suyuthi dalam Al-Hawi.

Dalam kumpulan fatwanya tersebut, Suyuthi mengatakan, “Tidak terdapat hadis yang membatasi shalat dhuha dengan rakaat tertentu, sedangkan pendapat sebagian ulama bahwasanya jumlah maksimal 12 rakaat adalah pendapat yang tidak memiliki sandaran sebagaimana yang diisyaratkan oleh Al-Hafidz Abul Fadl Ibn Hajar dan yang lainnya.”.

Ustadz Adi Hidayat jelaskan soal Shalat Tahajud.
Ustadz Adi Hidayat jelaskan soal Shalat Tahajud. (Youtube Akhyar TV)

Beliau juga membawakan perkataan Al-Hafidz Al-‘Iraqi dalam Syarh Sunan Tirmidzi, “Saya tidak mengetahui seorangpun sahabat maupun tabi’in yang membatasi shalat dhuha dengan 12 rakaat. Demikian pula, saya tidak mengetahui seorangpun ulama madzhab kami (syafi’iyah) – yang membatasi jumlah rakaat dhuha – yang ada hanyalah pendapat yang disebutkan oleh Ar-Ruyani dan diikuti oleh Ar-Rafi’i dan ulama yang menukil perkataannya.”

Setelah menyebutkan pendapat sebagian ulama Syafi’iyah, As-Suyuthy menyebutkan pendapat sebagian ulama malikiyah, yaitu Imam Al-Baaji Al-Maliky dalam Syarh Al-Muwattha’ Imam Malik. Beliau mengatakan,

“Shalat dhuha bukanlah termasuk shalat yang rakaatnya dibatasi dengan bilangan tertentu yang tidak boleh ditambahi atau dikurangi, namun shalat dhuha termasuk shalat sunnah yang boleh dikerjakan semampunya.” (Al-Hawi lil fataawa, 1:66).

Bacaan Niat

Ushalli Sunnatadl Dluha Rak'ataini Lillaahi Ta'ala. Allahu Akbar

Artinya :

Aku niat sholat sunat dhuha dua raka'at, karena Allah ta'ala. Allahu Akbar.

Tata Cara Sholat Dhuha 2 Rakaat

Baca juga: Jumlah Rakaat dan Surah yang Dibaca Rasulullah SAW Kala Shalat Tahajud, Ustadz Adi Hidayat Beber Ini

Untuk tata cara sholat dhuha 2 rakaat adalah sebagai berikut:

1. Niat sholat dhuha

2. Takbirotul Ihram

3. Membaca Doa Iftitah (Sunnah)

4. Membaca Surah Al-Fatihah

5. Membaca Surah Ad-Dhuha

6. Ruku’ dengan tuma’ninah

7. I’tidal dengan tuma’ninah

8. Sujud dengan tuma’ninah

ilustrasi sedang laksanakan sholat dhuha
ilustrasi sedang laksanakan sholat dhuha (handover via Tribun Bogor)

9. Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah

10. Sujud kedua dengan tuma’ninah

11. Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua

12. Membaca Surah Al-Fatihah

13. Membaca Surah As-Syams

14. Ruku’ dengan tuma’ninah

15. I’tidal dengan tuma’ninah

16. Sujud dengan tuma’ninah

Baca juga: Tengok Daftar Amalan Sunah Hari Jumat, Ustadz Adi Hidayat dan Abdul Somad Bahas Surah Al Kahfi

18. Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah

19. Sujud kedua dengan tuma’ninah

20. Tasyahud Akhir dengan tuma’ninah

21. Salam

21. Membaca doa sholat dhuha

Doa Khusus sholat Dhuha

Allahumma innad dhuha-a dhuha-uka, wal baha-a baha-uka, wal jamala jamaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrota qudrotuka, wal ‘ismata ‘ismatuka. Allahumma in kana rizqi fis sama-i fa-anzilhu, wa in kana fil ardhi fa akhrijhu, wa in kana mu’assaron fa yassirhu, wa in kana haroman fathohhirhu, wa in kana ba’idan faqorribhu, bihaqqi dhuha-ika, wa baha-ika, wa jamalika, wa quwwatika, wa qudrotika, aatini ma atayta ‘ibadakas sholihin

Artinya:

Ya Allah, bahwasannya waktu dhuha itu adalah waktu dhuha-Mu, dan keagungan itu adalah keagungan-Mu, dan keindahan itu adalah keindahan-Mu, dan kekuatan itu adalah kekuatan-Mu, dan perlindungan itu adalah perlindungan-Mu. Ya Allah, jika rizkiku masih di atas langit, maka turunkanlah, jika masih di dalam bumi, maka keluarkanlah, jika masih sukar, maka mudahkanlah, jika (ternyata) haram, maka sucikanlah, jika masih jauh, maka dekatkanlah, Berkat waktu dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hambaMU yang sholeh.

Keutamaan Mengerjakan sholat Dhuha

Sabda Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dalam hadist yang berbunyi:

Qaala Rasulullahi Saw : "Man Haafazha 'Alaa Syufatidl Dluha, Ghufira Lahu Dzunubuhu Wa In Kaanat Mitsla Zabadil Bahri

Artinya :

"Siapa saja yang dapat mengerjakan shalat dluha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak busa lautan." (HR Turmudzi)

Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Sholat Dhuha 2 Rakaat atau 12 Rakaat? Simak, Cara yang Benar Menurut Ustadz Adi Hidayat

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved