Kampusiana
Tingkatkan Desa Tangguh Bencana Batola, Prodi Geografi FKIP ULM Sosialisasi Riset Keilmuan
Prodi Pendidikan Geografi FKIP ULM mengadakan Sosialisasi Program Riset Keilmuan, di Desa Bangkit Baru, Kecamatan Mandastana, Kabupaten Batola
Penulis: Muhammad Rahmadi | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Program Studi (Prodi) Pendidikan Geografi FKIP ULM mengadakan Sosialisasi Program Riset Keilmuan, di Desa Bangkit Baru, Kecamatan Mandastana, Kabupaten Batola.
Kegiatan tersebut dilaksanakan untuk meningkatkan desa tangguh bencana, berbasis kearifan lokal masyarakat Banjar, pada desa rawan banjir.
Dr. Deasy Arisanti, M. Sc selaku Koordinator Prodi Pendidikan Geografi menuturkan bahwa, tujuan diadakannya kegiatan ini berawal dari kasus banjir di tahun 2021, kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana banjir berperan penting dalam menanggulanginya.
Adanya bencana banjir menurut Deasy menimbulkan keprihatinan, dan kerugian dari masyarakat yang terdampak lahan pertanian, pemukiman.
Baca juga: Tata Siring Ulek Marabahan Pada 2022, Pemkab Batola Bangun Kawasan Kuliner dii Lokasi Ini
Baca juga: Pascaambruk 2017, Jembatan Mandastana Batola Dibangun Tahun Ini, Telan Biaya Rp 19 Miliar
Baca juga: Hj Noormiliyani Launching Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak di Batola
"Ternyata masyarakat di beberapa desa suda ada yang siap menghadapi bencana dikarenakan pernah mengelaminya, sehingga kapasitas dalam mengahadapi bencananya sudah siap," katanya, Minggu (13/2/2022)
Meski demikian Deasy mengungkapkan, masih ada beberapa desa yang tidak pernah menghadapi bencana, sehingga tidak tahu bagaimana cara menghadapi bencana tersebut.
"Berawal dari sanalah kegiatan ini kami laksanakan, sebelumnya Prodi Pendidikan Geografi sudah menjalankan bina desa terkait sosialisasi mitigasi bencana banjir di beberapa wilayah di Kabupaten Barito Kuala," jelasnya.
Selanjutnya kegiatan akan berfokus terhadap riset untuk membentuk desa siaga bencana, tentunya tidak hanya dari masyarakat namun juga perangkat desa dan pemerintah daerah.
"Sehingga ketika kejadian serupa terjadi lagi, masyarakat sudah siap menghadapi bencana. tentunya dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di daerah mereka dan kearifan lokal di masyarakat," ujarnya.
Sementara itu Kepala Pelaksana BPDB, Kabupaten Barito Kuala, Irmansyah Hadi dalam mengatakan bahwa pada tahun 2021 ada beberapa kecamatan di Barito Kuala yang terdampak Banjir, serta pada awal tahun 2022 hampir 10 Kecamatan di Barito Kuala menghadapi banjir rob/banjir pasang surut yang juga berdampak terhadap masyarakat.
Selain itu ia juga ia menuturkan bahwa setiap bencana yang terjadi merupakan tanggungjawab semua pihak, tidak hanya pemerintah namun juga masyarakat dan pihak swasta, sehingga dibutuhkan kerjasama dan kolaborasi untuk menanggulangi bencana.
"Seperti yang dilakukaan sekarang ini merupakan bentuk kerjasama antara perguruan tinggi dan pemerintah daerah, untuk bersama-sama menanggulangi bencana," ucapnya.
Di sisi lain Muhammad Rishan anggota Karang Taruna Gawi Baimbai, Desa Bangkita Baru, yang juga peserta dari sosialisasi ini mengutarakan, sebelum adanya bencana banjir yang terjadi pada dua tahun terakhir ini, ia belum pernah menemui adanya sosialisasi terkait mitigasi bencana banjir.
"Di desa bangkit baru sekaran ini, untuk itu kami berharap agar pemerintah daerah dapat melakukan kegiatan ini secara berkala," ujarnya.
Memurut Risham kegiatan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat, karena bisa menambah pengetahuan terkait penanganan bencana.