Berita Tanahlaut

Mulai Sibuk Tangani Pasien Covid-19, Begini Cerita Suka Duka Nakes RSUD Hadji Boejasin Pelaihari

Nakes RSUD Hadji Boejasin Pelaihari mulai sibuk tangani Pasien covid-19. Begini, cerita suka duka tangani warga terpapar

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Hari Widodo
banjarmasinpost.co.id/idda royani
DIRAWAT -Pejabat RSUD Hadji Boejasin Pelaihari menunjukkan ruangan khusus perawatan pasien covid-19 di lantai 3 gedung setempat, Selasa (22/2/2022). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Kalangan tenaga kesehatan (nakes) di Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), kini kembali mulai sibuk menangani pasien covid-19 menyusul terus bertambahnya orang yang terpapar.

Hingga Selasa (22/2/2022) pagi ini setidaknya tercatat sebanyak 512 orang yang terpapar covid-19.

Sebagian besar menjalani isolasi mandiri dan beberapa di antaranya (33 orang) dirawat di RSUD Hadji Boejasin Pelaihari.

Tak mudah bagi nakes yang bertugas menangani pasien covid-19.

Baca juga: Pasien Covid-19 Tala Didominasi Kecamatan Pelaihari, Sebanyak Ini Orang Positif Corona

Baca juga: Korban Covid-19 di Tanahlaut Kembali Bertambah, Lansia dari Lampung Embuskan Napas Terakhir

Baca juga: UPDATE Covid-19 Kalsel: Pasien Sembuh Lebih Banyak dari yang Terkonfirmasi Positif

Apalagi selama piket menjalankan tugas mesti mengenakan alat pelindung diri (APD) secara full dari kepala hingga kaki.

Menangani pasien covid-19 juga memerlukan mental yang kuat, terlebih saat pertama virus corona masuk ke negeri ini, tiga tahun lalu, termasuk di Tala.

Nakes yang ditugaskan merawat pasien covid-19 pun harus selalu standby tiap saat.

Banyak suka duka yang mereka alami. Tak terkecuali keterharuan dan perasaan sedih yang luar biasa ketika melihat kenyataan pasien yang ditangani akhirnya mengembuskan napas terakhir. 

Pada satu sisi lain mereka harus profesional sebagai nakes, artinya tidak boleh ikut larut dalam kesedihan apalagi menangis. Namun pada sisi lainnya lagi sebagai sesama manusia, perasaan sedih juga menyelinap di relung hati.

"Ibaratnya menahan air mata lah ketika berada pada kondisi seperti itu. Sebagai nakes kita memang dituntut profesional, tidak boleh ikut larut dalam kesedihan karena kita mesti memberi semangat dan membesarkan hati keluarga pasien," papar Maulana Yusma, nakes Tim Covid-19 RSUD Hadji Boejasin.

Sejak pertama covid-19 masuk ke Tala tiga tahun lalu, Yusma masuk dalam tim nakes yang menangani pasien covid-19. Bersama nakes lainnya, ia bertugas merawat pasien covid-19 bergejala berat di RSUD Hadji Boejasin Pelaihari.

Menangani pasien covid-19 yang meninggal pun sering ia alami, apalagi pada puncak covid-19 di Tala pada Agustus tahun silam. Saat itu kadang tiap hari ada pasien covid-19 yang meninggal.

Yusma menuturkan kondisi yang kerap membikin suasana hati teramat sedih ketika melihat pasien yang merupakan keluarga inti meninggal, seperti ayah, ibu, dan anak.

"Tentu dapat kita bayangkan betapa sedihnya anggota keluarga yang ditinggalkan ketika ayah atau ibu atau anak meninggal," sebutnya.

Pada kondisi seperti itulah, jelasnya, seorang nakes yang menangani pasien tersebut mesti memberi support kepada keluarga pasien yang ditinggalkan.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved