Tips Sehat
Manfaat Melatih Kekuatan Otot di Usia Parah Baya, Bisa Menurunkan Kolestrol & Memperpanjang Usia
Berikut manfaat melatih kekuatan otot di usia paruh baya, salah satunya menurunkan kolestrol dan memperpanjang usia
"Sekitar 60 persen tidak melakukan latihan kekuatan, hampir dua kali lipat dari mereka yang tidak menjalani latihan aerobik."
Begitu penjelasan Jason Bennie, ahli epidemiologi olahraga di University of Southern Queensland di Australia.
Menurut analisis terbaru, orang yang melatih kekuatan otot secara teratur memiliki kemungkinan meninggal dunia 21 persen lebih kecil karena penyebab apa pun. Ini terlepas dari usia dan berapa banyak mereka melakukan latihan aerobik.
Menantang tubuh dengan mengangkat beban akan merangsang tubuh untuk memertahankan serta menambah kapasitas otot.
Energi untuk melatih kekuatan bisa berasal dari lemak atau gula yang disimpan, atau dari kalori ekstra yang diambil melalui makanan.
Proses pembentukan dan perbaikan berlanjut lama setelah kita selesai berolahraga, dengan otot terus membakar kalori hingga 24 jam.
Otot baru yang terbentuk dikemas dengan mitokondria, bagian sel yang mengubah glukosa menjadi energi.
Dengan semakin banyak otot pada tubuh, kita bisa membakar lebih banyak kalori meski sedang beristirahat.
Manfaat latihan kekuatan rupanya juga merambah ke bagian otak.
Tingkat kekuatan yang lebih tinggi dikaitkan dengan performa lebih baik pada tes keterampilan kognitif, seperti memori dan pengambilan keputusan, serta menjaga kesehatan otak lebih lama.
Di saat tulang diberi beban, maka tulang akan melepaskan hormon yang disebut osteocalcin ke dalam darah.
Hormon osteocalcin akan mengarah ke otak dan terhubung dengan hippocampus, wilayah otak utama yang terlibat dalam memori.
Penelitian menunjukkan, osteocalcin adalah hormon penting untuk pembentukan memori, seiring bertambahnya usia individu.
Sejak individu memasuki usia paruh baya, kadar osteokalsin mulai menurun. Ini alasannya latihan kekuatan atau menahan beban sangat penting untuk melindungi otak.
Dalam penelitian yang dilakukan terhadap hewan, hormon osteocalcin yang menurun dikaitkan dengan kecemasan.
