Heboh Makam Bercahaya di HSU

Pezirah Lelaki Diimbau Tak Bercampur dengan Perempuan di Makam 'Bercahaya' di Kabupaten HSU

Kepala Kemenag Kabupaten HSU dan Ketua MUI datangi kerabat almarhum Mastur yang makamnya bercahaya, minta agar peziarah lelaki dan perempuan dipisah.

Penulis: Reni Kurnia Wati | Editor: Alpri Widianjono
KEMENAG HSU UNTUK BPOST
Kepala Kantor Kemenag Hulu Sungai Utara (HSU), H Ahmad Rusyadi, dan Ketua MUI Kabupaten HSU, KH Said Masrawan, saat mendatangi rumah kerabat almarhum Mastur, membahas mengenai pengaturan peziarah di makam yang sempat heboh karena bercahaya. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, AMUTNAI - Viral mengenai makam warga Desa Patarikan, Kecamatan Banjang,  Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), mendapat perhatian dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kemenag. 

Diberitakan sebelumnya, makam almarhum Mastur di Desa Patarikan, Kecamatan Banjang, Kabupaten HSU, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), tersebut heboh karena bercahaya. Videonya pun viral.

Dalam perkembangan, heboh makam bercahaya di HSU ini membuat banyak orang datang untuk berziarah. Ini mendorong MUI HSU dan Kemenag HSU turun tangan lagi.  

Kepala Kantor Kemenag HSU, H Ahmad Rusyadi, didampingi Kepala Seksi Bimas Islam, Kepala KUA Kecamatan Banjang dan Ketua MUI Kabupaten HSU KH Said Masrawan, mendatangi keluarga almarhum Mastur.

Diceritakan anggota keluarga bahwa setelah salat Subuh saat mau keluar meninggalkan musala, tidak sengaja pandangan tertuju ke arah makam Mastur dan terlihat mengeluarkan cahaya sangat terang.

Baca juga: Heboh Makam Bercahaya di Patarikan, Begini Begini Komentar Tokoh Agama HSU Kalsel

Baca juga: VIDEO HEBOH BANGET Makam Mastur yang Bercahaya di Kabupaten HSU, Almarhum Sosok Penyabar

Baca juga: Proyek Sekumpul Kalsel, Ketua DPRD Kabupaten Banjar Rofiqi Ungkit Kepentingan Oligarki

Kemudian, H Mawardi yang merupakan kerabat almarhum, menjelaskan, pada waktu itu berusaha untuk berdiam diri agar tidak terjadi kehebohan di masyarakat.

“Keesokan malam, ada lagi warga yang melihat dan divideo, sampai banyak yang mengetahui serta penasaran," ujarnya. 

Almarhum Mastur semasa hidup selalu salat berjamaah di musala, serta rutin puasa Senin dan Kamis.

Hal ini diperkuat dengan kesaksian warga sekitar yang menyatakan bahwa almarhum Mastur memiliki tingkat kesabaran yang tinggi.

Ketua MUI HSU, KH Said Masrawan, menjelaskan, kejadian seperti ini adalah sesuatu anugerah Ma’unah dari Allah dan sekaligus sifat Jaiz Allah.

Baca juga: Oknum Lurah di Banjarmasin Diduga Tersandung Kasus Narkoba, Begini Respon Kasatnarkoba

Baca juga: Hindari Kucing, Honda Brio Tabrak Tiga Pengendara Motor di Handil Bakti Batola Kalsel

Baca juga: Pembunuhan di Asamasam Kabupaten Tanah Laut Kalsel, Dua Pelaku Menyerah

“Jikalau para Nabi dan Rasul adalah Mukjizat, kalau para Wali Allah ini disebut dengan Karomah. Apabila bagi orang saleh, ini merupakan Ma’unah dari Allah,” ujar H Said Masrawan.

Sementara itu, H Ahmad Rusyadi, meminta kepada masyarakat sekitar untuk menjadikan hal ini sebagai pembelajaran bahwa apabila melakukan amal kebaikan di dunia maka pasti akan dibalas oleh Allah.

“Diharapkan bisa mengatur tata letak lokasi warga yang ingin berziarah dan melihat langsung makam almarhum. Diberi jarak antara laki laki dan warga perempuan agar tidak bergerombol saat ingin melihat langsung dan berziarah,” imbau H Ahmad Rusyadi, Senin (6/6/2022).

(Banjarmasinpost.co.id/Reni Kurniawati)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved