BKKBN Kalsel
Rapat Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting di Batola, Ini Harapan Wagub Muhidin
Wagub Kasel gelar Rapat Sinergi Pemprov Kalsel dan Pemkab Batola dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting tahun 2022.
Penulis: Muhammad Tabri | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, MARABAHAN - Wakil Gubernur Kalimantan Selatan, H Muhidin gelar Rapat Sinergi Pemprov Kalsel dan Pemkab Batola dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting tahun 2022, di Aula Mufakat, Marabahan, Jumat (10/07/2022).
Rapat dihadiri Wakil Bupati Batola, Rahmadian Noor, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel dr Diauddin dan Kepala BKKBN Kalsel, Ramlan, serta Tim Percepatan Penurunan Stunting Kalsel dan Batola.
Dalam keterangannya kepada media, Muhidin berharap stunting di Kalsel termasuk di Batola bisa teratasi sebelum masa jabatannya berakhir.
"Info yang kami dapat dari Dinkes Batola, ada angka penurunan yang kini hanya tersisa 12 persen, ini capaian yang baik dari beberapa program yang dijalankan beberapa tahun terakhir," ungkap Wagub.
Di samping itu, lanjutnya, memang selama ini ada dua data yang menjadi acuan sebagai bentuk pemetaan stunting, baik berupa Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) maupun Elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM).
Namun untuk hasil yang lebih jelas, pihaknya akan kembali mendata secara real ke masyarakat agar data lebih valid dan akurat.
Hal ini dimaksudkan menjadi titik awal tindak lanjut berikutnya dalam penanganan masih banyaknya ditemukan kasus stunting ini.
Pemprov Kalsel dan Pemkab Batola dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting
tahun 2022, Jumat (10_6_2022) (banjarmasinpost.co.id/Muhammad Tabri)
"Dengan mengantongi data yang tepat, kita akan ajukan bantuan. Bisa melalui CSR atau ke kementerian terkait pengentasan stunting ini," ucap Muhidin.
Ia pun menambahkan, seperti diketahui bersama, stunting sendiri bukanlah murni karena faktor spesifik atau gizi yang tidak terpenuhi, namun faktor sensitif juga lebih dominan.
Yakni 70 persen dari 100 persen dari adanya stunting yang dialami masyarakat.
Untuk itu, tidak hanya bantuan asupan gizi pendamping yang akan diupayakan ke kementerian, namun juga pembenahan tempat tinggal yang tidak layak, sanitasi dan kesediaan air bersih.
Sementara itu, diutarakan Wakil Bupati Batola, H Rahmadian Noor, melalui program prioritas Permata Bunda, stunting di Batola telah mengalami tren penurunan.
Jika Di 2020 tercatat angka 16,81 % , kemudian di 2001 menjadi 14,26.
"Ini adalah hasil komitmen bersama kami dengan pemerintah desa dalam rangka penurunan stunting dalam jangka dekat, berupa pemberian makanan tambahan, asupan lainnya untuk ibu hamil dan anak balita," ucap Wabup.
Adapun untuk jangka panjang juga digalakkan melalui pemulihan ekonomi dan program Padat Karya berupa Bedah Kampung Terintegrasi.
