Kriminalitas HST
Tertipu Arisan Bodong, Puluhan Korban Ramai-ramai Melapor ke Mapolres HST
Puluhan korban arisan bodong di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) ramai-ramai melapor ke Polres HST
Penulis: Hanani | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI-Puluhan orang yang mengaku mejadi korban arisan bodong yang dikelola Masnaeta Rizki (26) mendatanginya Mapolres Hulu Sungai Tengah (HST) Provinsi Kalsel, Minggu (12/6/2022).
Para korban tak hanya dari Kabupaten HST tapi juga dari Palangkaraya, Kapuas hingga daerah lain di Banua Anam.
Mereka membuat laporan di sentra pelayanan kepolisian terpadu (SPKT) dan diterima oleh KBO Satreskrim Polres HST Ipda Suradi.
Sebelumnya beredar kabar para korban itu mau ramai-ramai mendatangi rumah perempuan yang di panggil nenek tersebut di perumahan Jalan Mualimin Barabai untuk meminta kepastian kapan uang yang mereka setorkan dikembalikan.
Baca juga: Mengaku Jadi Korban Arisan Online, Warga Banjarbaru Mengadu ke Polda Kalsel
Baca juga: Bandar Arisan Bodong Ini Rugikan Korbannya Miliaran Rupiah, Diciduk Petugas di Bali
Baca juga: Terseret kasus Arisan Online Sang Istri, Proses Hukum Oknum Anggota Polresta Banjarmasin Bergulir
Berdasarkan laporan yang dibuat para korban hari ini setidaknya ada 35 orang terdata sebagai pelapor yang menjadi korban.
"Kemungkinan masih banyak lagi yang tidak terdata dan tidak bergabung dengan kami sebagai pelapor,"kata Eka
Damayanti salah satu korban yang ditemui banjarmasinpost.co.id saat melaporkan penipuan arisan bodong yang dialaminya ke SPKT Polres HST.
Yanti menjelaskan modus Nenet dan suaminya tersebut adalah mengajak orang sebanyak-banyaknya untuk ikut arisan yang dia kelola.
Pesertanya pun dari berbagai kalangan dan berbagai daerah. Yanti sendiri ikut dalam arisan itu sejak tahun 2017.
Dijelaskan, ada beberapa pilihan arisan seperti Rp 10 juta hingga rp20 juta dengan peserta mencapai 50 orang. "Untuk tahap pertama yang dapat arisan, adalah Nenet sendiri.
Selanjutnya, pihak keluarga yang dia akui berdasarkan hasil pengocokan nama-nama peserta,"katanya.
Untuk di awal-awal kata Yanti,pembayaran ke peserta yang dapat arisan memang lancar.
"Makanya kami percaya saja. Tapi untuk tahun ini mulai kacau karena tidak ada dananya. Bahkan bandar arisan ini sering posting jual beli arisan dengan cara membayar terlebih dahulu beberapa juta lebih murah,"katanya.
Lebih lanjut, ia mencontohkan, jika seseorang ikut arisan yang total dapat uangnya nanti 10 juta, Rp 7 juta dengan alasan peserta yang menjual arisannya tadi memerlukan uang karena kebutuhan mendesak.
"Setelah ditelusuri ternyata peserta yang dimaksud bodong alias menggunakan nama lain yang tidak ada orangnya,"jelas Yanti.