Ekonomi dan Bisnis
Dompet & Tas Kulit Produknya Tak Kalah dari Pabrik, Begini Perajin Tanahlaut Ini Belajar Otodidak
Produk tas dan dompet kulit Perajin Tanahlaut Ini tak kalah dari produk pabrikan. Tenryata, untuk membikinya perajin ini belajar otodidak
Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Pelaku industri kecil menengah (IKM) di Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), terus bertumbuhkembang meski tiga tahun terhantam badai pandemi covid-19. Bahkan telah ada yang mampu memproduksi dompet dan tas kulit berkualitas.
Desain dan tampilannya pun elegan, tak kalah dengan dompet pabrikan.
Keistimewaannya yakni bahan yang digunakan yakni kulit sapi maupun kulit kambing asli.
Dompet elegan itu diproduksi oleh Sirajudin, pelaku IKM yang beralamat di Kompleks Gagas Permai, Pelaihari.
Baca juga: Tas Kulit Unik Motif Alam Menawan Hati, Produk UMKM Kabupaten HST
Baca juga: Di Tangan Perempuan Asal Kandangan HSS Ini Anyaman Bambu Menjelma Jadi Tas Modern Bernilai Ekonomis
Data dihimpun banjarmasinpost.co.id, Minggu (3/7/2022), Sirajudin termasuk IKM yang cukup eksis di Tala binaan Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerind) setempat.
Pada launching Logo Gerakan Himung Ulahan Tanahlaut (Hutala) di halaman kantor Bupati Tala, Kamis kemarin, Sirajudin juga hadir dan memamerkan aneka jenis produknya.
Tak cuma dompet, tapi juga weistbag (tas punggung), tas gendong, handbag, tempat id card, hingga gantungan kunci.
"Semuanya berbahan kulit asli. Saya selalu menjaga kualitas, kulit yang saya gunakan juga merupakan kulit terbaik," ucap Sirajudin.
Ia menuturkan awalnya tak punya skill membikin aneka barang tersebut. Namun berkat kemauan kuat dan ketelatenan serta kesabaran sehingga akhirnya bisa.
Tahun 2019 lalu dirinya mengikuti pelatihan menyiapkan kulit hewan ternak (sapi dan kambing) menjadi bahan siap digunakan.
"Pelatihan penyamakan. Belajar menyamak kulit," bebernya.
Sirajudin menerangkan bahan awal kulit binatang lebih dulu mesti dihaluskan menggunakan alat dan bahan kimia khusus.
Melalui teknis khusus, permukaan kulit tersebut menjadi licin dan halus sehingga siap dibikin untuk dompet, tas, dan lainnya.
"Nah, kalau cara membikin dompet dan aneka jenis tas, semuanya otodidak. Caranya, saya membelinya di pasar. Lalu saya bongkaran dan jahit ulang," papar Sirajudin.
Saat awal belajar, lanjutnya, sangat sering terjadi kekeliruan sehingga produk gagalnya cukup banyak. Tapi Sirajudin tetap sabar dan telaten sehingga akhirnya mampu membikinnya secara sempurna.
Namun produk gagal tersebut tak terbuang percuma. Sirajudin memanfaatkannya untuk dibikin gantungan kunci.
"Baru awal 2022 tadi produk saya mulai kian membaik dan saya makin percaya diri memasarkan. Alhamdulillah respons masyarakat cukup tinggi," sebutnya.
Setidaknya beberapa instansi yang ada di Tala telah memesan dan menggunakan produknya, umumnya memesan tempat id card.
"Ada juga pesanan dari Kapuas (Kalteng) sebanyaak 200 buah dan sudah saya kirim beberapa hari setelah lebaran lalu," kata Sirajudin.
Dari beberapa jenis poduknya, Sirajudin menyebutkan tingkat kesukaran paling tinggi yakni membikin dompet karena banyak lipatannya.
Baca juga: VIRAL Tas Kulit Buaya Seharga Rp 280 Juta Dihancurkan Petugas, Akibat Lupa Urus Izin Rp 750.000
Waktu yang tersita antara 2-3 jam untuk membikin satu unit dompet.
"Kalau jenis wetsbag atau handbag, cepat saja," tandas Sirajudin.
Harga produknya pun terjangkau. Dompet misalnya seharga Rp 100 ribu, tas gendong Rp 150 ribu, tempat id card Rp 150 ribu, dan handbag Rp 135 ribu.
Lebih lanjut pemilik LPK Prolita ini mengaku sangat berterimakasih kepada Pemkab Tala karena menaruh perhatian besar pada IKM. Dirinya juga telah mendapatkan bantuan peralatan untuk menopang usahanya. (banjarmasinpost.co.id/idda royani)
