Ekonomi dan Bisnis
Dinas TPH Kalimantan Selatan Sebut Serangan Tungro Tak Pengaruhi Produksi Padi Kalsel
Kepala DTPH Kalsel, Syamsir Rahman, sebut daerah terserang tungro ada yang pulih dan ada yang proses pengendalian sehingga tak pengaruhi produksi padi
Penulis: Milna Sari | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Serangan hama tungro telah terjadi di beberapa kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan.
Meski begitu, Kepala Dinas Tanam Pangan dan Hortikultura (DTPH) Kalsel, Syamsir Rahman, mengklaim tidak akan mempengaruhi produksi padi pada tahun ini.
Seperti yang diungkapkannya, Senin (25/7/2022), Kalsel pada 2021 mampu memproduksi 1,04 juta ton gabah kering giling dari lahan seluas 255 ribu hektare.
"Kini kami masih berupaya menyelamatkan lahan padi petani yang terserang tungro dengan obat-obatan sebagai pengendali serangan," katanya.
Baca juga: Wereng Hijau, Tungro dan Tikus Serang Tanaman Padi di Wilayah Kabupaten Banjar
Baca juga: Sidang Kasus Korupsi, Bupati HSU Nonaktif Abdul Wahid Sebut-sebut Kementerian Keuangan
Baca juga: Mardani Terancam DPO KPK, Mantan Bupati Tanbu Dinilai Tak Kooperatif
Serangan hama tungro, sebutnya, bisa dikendalikan melalui Isolasi serta Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT).
Pengendalian hama tungro, menurutnya, terus dilakukan dengan bekerja sama Dinas Pertanian kabupaten dan para petani.
"Kami terus melakukan penyemprotan obat-obatan untuk membunuh hama tungro yang menyebar pada lahan tanaman padi," imbuh dia.
Saat ini wilayah yang terkena tinggal 20 persen. Sedangkan di wilayah Kurau Kabupaten Tanah Laut yang pertama kali diserang, saat ini sudah kembali hijau.
Baca juga: Gelaran MTQ Nasional Tinggal Dua Bulan, Pemprov Kalsel Belum Tunjuk Event Organizer
Baca juga: Lubang Tambang di Bukitmulya Tala Resahkan Warga, Kadis ESDM Kalsel : Pemprov Tak Punya Kewenangan
Baca juga: Prakiraan Cuaca Besok 26 Juli 2022, Kalsel, Jawa Barat dan Aceh Bakal Diguyur Hujan
Serangan hama tungro ini selain diakibatkan oleh perubahan iklim, juga diakibatkan oleh petani yang kurang merawat lahan.
"Saat panen, tidak langsung dibersihkan lahannya, lalu datang air yang menggenang. Varietas yang ditanam itu saja, yaitu siam unus, ini cepat terkena serangan," ungkap Kepala DTPH Kalsel ini.
Ia berharap pemerintah-pemerintah daerah bisa menyosialisasikan terkait pembersihan lahan pertanian untuk mengurangi serangan tungro. Selain itu, petani juga lebih perhatian dalam merawat lahan.
(Banjarmasinpost.co.id/Milna Sari)
