Berita HST
Proses Mau Ditutup, SMPN 7 HST di Kota Barabai Limpahkan 3 Siswa Baru ke Sekolah Lain
SMPN 7 HST di Kota Barabai hanya ada 3 siswa sehingga sekolah akan ditutup Disdik HST dan siswanya pindah ke sekolah lain.
Penulis: Hanani | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI - Sekolah umum, baik di SD maupun SMP di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), kini cukup terpuruk.
Sejumlah sekolah tersebut mengalami minim siswa, khususnya di dua sekolah SMP di Kota Barabai, Kabupaten HST, yaitu SMPN 7 HST dan SMPN 10 HST.
Bahkan untuk SMPN 7 HST sudah mendapat keputusan dari Dinas Pendidikan HST agar tak menerima siswa baru lagi karena sedang proses penutupan.
Sedangkan di SMPN 10 masih diperkenankan menerima siswa baru, setelah ada permohonan orangtua siswa ke Dinas Pendidikan yang tetap menerima siswa baru karena anak mereka berkebutuhan khusus, eks korban bully saat di SD.
Kepala SMPN 7 HST, Hadiyatussholeha, saat dikonfirmasi Banjarmasinpost.co.id, Selasa (26/7/2022), menjelaskan, tahun ajaran baru tadi sebenarnya ada tiga orang mendaftar.
Baca juga: Dugaan Penyimpangan Dana Pembebasan Lahan Bendungan Tapin, Isteri Kades Dipanggil Kejati Kalsel
Baca juga: Jemaah Haji Asal Tapin Meninggal di Mekkah, Disdukcapil Berikan Akta Kematian
"Karena ada kebijakan Disdik untuk tak menerima siswa baru lagi, jadi kami limpahkan siswa barunya ke sekolah lain,"kata Kepsek. Sampai saat ini total jumlah siswa di SMPN 7 HST tinggal 6 0rang,terdiri kelas VIII sebanyak 3 orang dan kelas IX sebanyak 3 orang. Mengenai tenaga pengajar sendiri menurut kepsek, akan ditempatkan pihak Disdik ke sekolah-sekolah lain.
Sementara itu, untuk SMPN 10 HST, informasinya juga hendak proses penutupan. Namun karena ada tiga siswa insklusif tadi, membuat Disdik HST mengurungkan kebijakan tersebut.
Kepala SMPN 10 HST, Rahmadi, saat dikonfirmasi, membenarkan informasi tersebut. Menurutnya, ada tiga siswa baru di sekolah yang dipimpinnya itu sehingga total siswa yang ada 11 orang.
"Untuk tenaga pengajar ada dua orang berstatus PNS . Sisanya tenaga honorer yang digaji dari dana BOS yang minim dan kadang kami yang berstatus PNS urunan,"kata Rahmadi.
Ditambahkan Rahmadi, dirinya baru berapa bulan menjadi kepsek di sekolah tersebut. Namun informasi yang diperoleh dari para guru , sekolah ini mulai mengalami kekurangan siswa pada 2018 sampai sekarang
Baca juga: Hanya Lulusan SMP, Begini Kusno Beri Materi Pembuatan Kompos Saat Mahasiswa ULM KKN ke Wonorejo
Baca juga: Diamankan Saat Berkeliaran di Sekitar SDN Batulicin 1, Sidik Jari ODGJ Ini Tidak Terlacak Sistem
Diketahui, SMPN 10 HST merupakan pilot sekolah inklusif sebagaimana ditetapkan Pemprov Kalsel.
Mengenai tenaga pengajarnya, kata Rahmadi, belum ada guru yang khusus untuk anak berkebutuhan khusus .
Namun melalui pendekatan dengan siswa dan melibatkan orangtuanya, beberapa siswa berhasil normal dari trauma psikologis. "Ada salah satu siswa kelas 8 yang berhasil sembuh dan kembali normal dari trauma psikologis," ungkapnya..
(Banjarmasinpost.co.id/Hanani)
