Berita Tanahlaut

Nelayan Tabanio Tala Terpaksa Beli Solar di Pelangsiran, Sekali Melaut Keluar Ongkos Sebanyak Ini

Agar bisa melaut, nelayan Tabanio Tala terpaksa beli solar di pelangsir dengan harga Rp14 ribu-Rp15 ribu perliter.

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Eka Dinayanti
banjarmasinpost.co.id/roy
Khairullah mengecek ikan tenggiri hasil tangkapan melautnya, tiga hari lalu. Saat ini hasil melaut jauh tak sebanding dengan ongkos.. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Kalangan nelayan di Desa Tabanio, Kecamatan Takisung, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), hingga saat ini masih kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) solar untuk melaut.

Cukup banyak dari mereka yang terpaksa membeli solar dari pelangsiran agar bisa melaut.

Pasalnya jika membeli di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), jaraknya lumayan jauh hingga puluhan kilometer.

Selain itu, penuturan sejumlah nelayan Tabanio kepada banjarmasinpost.co.id, Kamis (4/8/2022), antrean pembeli solar di SPBU juga cukup panjang.

Baca juga: Masalah Solar Subsidi di Tabanio Tala Tak Ada Solusi, Ribuan Nelayan Bakal Ngeluruk ke Gubernuran

Baca juga: Pertamina Blokir Pasokan Solar ke SPBUN Tabanio, Nelayan Terpaksa Beli Dexlite

Belum ada jaminan pula kebagian.

"Karena itu kami di sini rata-rata membeli solar di pelangsiran, harganya mahal, mencapai Rp 14-15 ribu seliternya," ucap Khairullah, salah seorang nelayan Tabanio.

Warga RT 8 ini serta nelayan Tabanio lainnya berharap pemerintah membantu mencarikan solusi bagi mereka.

Pasalnya sejak terjadinya permasalahan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN) setempat, PT Pertamina hingga saat ini masih menghentikan penyaluran solar subsidi ke Tabanio.

Minimnya tangkapan kian memperpuruk ekonomi nelayan Tabanio.

"Senin kemarin saya baru saja tiba dari melaut, cuma dapat setengah pikul (kwintal, red)," papar Khairullah.

Harga ikan tenggiri di tingkat nelayan, paparnya, juga belum begitu baik, cuma Rp 70 ribu per kilogram.

Sementara itu ongkos sekali melaut selama 11 hari dengan empat hingga lima orang anak buah kapal (ABK) sekitar Rp 15 juta.

"Sangat tidak sebanding antara pendapatan dan pengeluaran. Karena itu nelayan di Tabanio saat ini banyak yang istirahat. Ini saya juga libur dulu," ucapnya.

Dikatakannya, kebutuhan solar saja untuk sekali melaut sekitar tiga drum.

Baca juga: Orang Terpapar Covid-19 di Tanahlaut Bertambah, Pasien di RSHB Semua Pakai Oksigen

Baca juga: Jajaran Binda Kalsel Mengadakan Vaksinasi di SMPN 4 Simpangempat Kabupaten Tanbu

Per drum isi 220 liter.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved