Gempa di Sumatera Barat
Gempa Mentawai Bikin Panik Warga Sikabaluan, Berlarian Mengungsi ke Daerah Perbukitan Sekitar
Gempa Bumi yang terjadi di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat membuat warga Sikabaluan mengungsi ke daerah perbukitan
BANJARMASINPOST.CO.ID - Gempa Bumi yang mengguncang Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Minggu (11/9/2022) membuat panik warga Desa Sikabaluan, Siberut Utara, Sumatera Barat
Warga berhamburan berlarian ke luar rumah. Bahkan akibat Gempa Bumi tersebut warga mengungsi ke daerah perbukitan .
Gempa Bumi yang melanda Kepulauan Mentawai sendiri terjadi dua kali .
Khalid Syaifullah, salah seorang penggiat bencana yang berada di lokasi mengatakan, hingga saat ini masyarakat masih terus bergerak ke titik pengungsian.
Baca juga: Mentawai Sumatera Barat Diguncang 2 Kali Gempa, BMKG : Getaran Dirasakan Hingga ke Padang
Baca juga: Prakiraan Cuaca Banjarmasin Hari Ini, Simak Cuaca Bandung, Jakarta dan Serang
Dia menuturkan, warga yang tinggal tak jauh di bibir pantai meninggalkan rumah menuju bukit yang berjarak sekitar lima kilometer.
Pengungsi ada yang berlari dari rumah ketempat pengungsian dan ada yang berkendara.
Mulai dari anak-anak hingga yang tua.
"Masyarakat bergerak ke tempat pengungsian ke arah Tamairang namanya, daerah perbukitan, ada sekitar 1.500 warga di sini," ujarnya kepada TribunPadang.com, Minggu pagi.
Dia menyebut gempa yang mengguncang di pagi buta mengagetkan warga Siberut, dan sempat menimbulkan kepanikan.
Namun, kata dia, pasca gempa yang pernah mengguncang sebelumnya, warga cukup siap dan secara mandiri sudah bisa menyelamatkan diri.
"Saat gempa, masyarakat langsung sigap menyelamatkan diri," ucap dia.
Baca juga: Cara Konsumsi Kurma dan Madu bagi Penderita Diabetes, dr Zaidul Akbar Imbau Tidak Berlebihan
Baca juga: Arkeolog Temukan Kerangka Vampir Wanita, Ada Sabit di Dada serta Gembok di Jempol Kaki
Dilakukan Khalid, gempa di Sikabaluan dirasakan dua kali dengan kekuatan yang cukup besar dan beberapa gempa susulan kecil.
Bahkan, ia menyebut hingga saat ini ayunan gempa masih dirasakan di Sikabaluan.
"Pergerakan lempengnya masih terasa. Masih berayun. Serasa kita di atas kapal," tutup Khalid yang sama-sama mengungsi bersama masyarakat.
Dalam kejadian gempa selalu diikuti dengan skala MMI.
Skala MMI (Modified mercalli Intensity) adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa.
Skala MMI dibagi menjadi 12 berdasarkan informasi korban selamat dan kerusakan yang terjadi akibat gempa bumi tersebut.
I MMI
Getaran gempa tidak dapat dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa orang.
II MMI
Getaran atau goncangan gempa dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung seperti lampu gantung bergoyang.
III MMI
Getaran gempa dirasakan nyata dalam rumah.
Getaran terasa seakan-akan ada naik di dalam truk yang berjalan.
IV MMI
Pada saat siang hari dapat dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah, di luar rumah oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu bergoyang hingga berderik dan dinding berbunyi.
V MMI
Getaran gempa bumi dapat dirasakan oleh hampir semua orang, orang-orang berlarian, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan benda besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
VI MMI
Getaran gempa bumi dirasakan oleh semua orang.
Kebanyakan orang terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap di pabrik rusak, kerusakan ringan.
VII MMI
Semua orang di rumah keluar.
Kerusakan ringan pada rumah dengan bangunan dan kontruksi yang baik.
Sedangkan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik terjadi retakan bahkan hancur, cerobong asap pecah.
Dan getaran dapat dirasakan oleh orang yang sedang naik kendaraan.
VIII MMI
Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi kuat.
Keretakan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik, dinding terlepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen roboh, air berubah keruh.
IX MMI
Kerusakan pada bangunan dengan konstruksi kuat, rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak terjadi keretakan.
Rumah tampak bergeser dari pondasi awal. Pipi-pipa dalam rumah putus.
X MMI
Bangunan dari kayu yang kuat rusak, rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.
XI MMI
Bangunan-bangunan yang sedikit yang masih berdiri.
Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat terpakai sama sekali, tanah terbelah, rel sangat melengkung.
XII MMI
Hancur total, gelombang tampak pada permukaan tanah.
Pemandangan berubah gelap, benda-benda terlempar ke udara.Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Pasca Gempa Mentawai Berkekuatan M 6.1, Warga Sikabaluan Terus Bergerak ke Tempat Pengungsian,
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post
